IKLAN

Pemilu 2024

Saat Kampanye, Gagasan Para Caleg Sering tak Sejalan dengan Keinginan Publik

679
×

Saat Kampanye, Gagasan Para Caleg Sering tak Sejalan dengan Keinginan Publik

Sebarkan artikel ini
Penulis: Sofyan Labolo
Moderator FGD part 2 Makmur Manesa saat membacakan kesimpulan. (Foto: Sofyan Labolo Luwuk Times)

Luwuk Times, Banggai — Fokus grup diskusi (FGD) yang dilaksanakan Lintas Inspirasi part 2 bertempat di warung Kadompe Kelurahan Maahas Kecamatan Luwuk Selatan, berlangsung alot tapi sukses.

Sejumlah pihak yang hadir turut memberi kontribusi pendapat terkait dua tema yang diusung dalam FGD itu. Kedua tema itu adalah, kampanye pemilu kedepankan ide dan gagasan serta politik uang.

Sebagai mediator dari FGD yang berdurasi sekitar 2 jam itu, Makmur Manesa menyampaikan sejumlah kesimpulan.

Gagasan yang disampaikan para calon anggota legislatif atau caleg saat kampanye, sering kali tidak sejalan dengan keinginan publik.

Padahal sambung Makmur, gagasan itu seyogianya memberikan jawaban, agar publik dapat menentukan pilihannya.

Baca:  Dari 1.387.345 Lembar Surat Suara yang Dibutuhkan, Bawaslu Banggai Temukan 345 Rusak

“Kemampuan caleg untuk mengakomodasi keinginan rakyat saat kampanye menjadi kunci dalam menarik suara di pemilu,” kata Makmur.

Begitu pula sambung Makmur, gagasan harus bisa dibahasakan dengan bahasa rakyat.

Jika dibahasakan dengan bahasa elite yang sulit dipahami, justru rakyat kesulitan dalam menangkap apa yang tersirat dalam gagasan tersebut.

Mantan komisioner KPU Banggai ini juga mengatakan, sejumlah tantangan akan dihadapi oleh para caleg.

Ada dua tantangan besar yang mendominasi. Misalnya, pola pikir masyarakat terhadap lembaga legislatif cenderung negatif. Padahal tidak bisa disama ratakan bahwa semua anggota DPRD seperti itu.

Sehingga saran Makmur, para caleg harus dapat meyakinkan rakyat dari performa dan citra buruk DPRD. Sehingga rakyat berkenan untuk memilihnya.

Baca:  521 Personil Badan Adhok Siap Melayani 271.439 Pemilih di Kabupaten Banggai

Soal politik uang juga menjadi bagian dari kesimpulan pada FGD yang ditutup dengan makan siang dengan menu kadompe tersebut.

Bawaslu dan masyarakat harus memastikan tidak boleh ada toleransi sedikitpun terhadap praktik politik uang.

Sebab memiliki dampak buruk. Seperti pemimpin yang terpilih nantinya kemungkinan bukanlah orang yang berkualitas dan tidak memiliki kompetensi, pengetahuan dan kemampuan membangun daerah.

Jika yang terpilih adalah mereka yang banyak mengeluarkan uang (money politic) untuk kegiatan politik mereka, maka dimungkinkan berpotensi akan merampas atau mengkorupsi uang negara yang dikelolanya sebagai ganti modal yang telah dikeluarkan.

“Demikian kesimpulan dari FGD,” tutup Makmur Manesa. *

error: Content is protected !!