DKISP Kabupaten Banggai

Religi

Sabar akan Menjadi Penolongmu

1153
×

Sabar akan Menjadi Penolongmu

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Khazanihimani

TIDAK ada musibah atau cobaan yang diberikan Allah kepada kita kecuali atas izin-Nya. Jika engkau ditimpa suatu cobaan. Cobaan apa saja, kita harus bersabar karena sabar adalah penolongmu.

Sabar adalah obat terbaik dari segala kesulitan. Orang yang bersabarlah Allah selalu memberikan kegembiraan kepadanya.

Jika engkau diberi cobaan oleh Allah bersyukurlah. Allah tidak mencintai seorang hamba kecuali Allah memberikan cobaan atau ujian kepadanya. Orang yang beriman itu diuji dengan cobaan.

Jangan kamu katakan dirimu beriman. Jika engkau belum pernah diuji dengan suatu cobaan. Makin kuat iman seseorang makin berat cobaannya.

Sebagaiman yang dijelaskan dalam Alqur’an.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Artinya :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

Emas Diuji dengan Api

Orang beriman atau orang mukmin diuji dengan suatu cobaan. Setiap insan yang beriman perlu kita pahami bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim disisi Allah. Itu tanda bahwa Allah semakin menyayangimu.

Semakin tinggi kualitas iman seseorang, semakin berat pula ujiannya.

Ujian yang terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Kewajiban kita adalah bersabara. Ini merupakan tanda keimanan dan kesempurnaan tauhid kita.

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Baca:  Berbuat Baiklah Kepada Isterimu!

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).

Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

Faedah dari dua hadits di atas:

Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala yang besar.

Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,

يا بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر بالبلاء

Baca:  Lima Pesan Tanah untuk Manusia

“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”

Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar.

Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.

Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.

Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.”  (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)

Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”

Jika telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya. *

Jamal Sahil

error: Content is protected !!