Oleh: Fitria A. Sulila, A.Md.Kom
GENERASI muda harapan bangsa, begitulah slogan yang sering terdengar di telinga kita. jika berkaca pada perjalanan bangsa, generasi muda menjadi pionir utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa. pun berkaca dalam menegakkan dakwah islam, pemuda selalu menjadi garda terdepan, bahkan duta pertama islam yaitu seorang pemuda.
Namun sayangnya, pemuda hari ini sungguh sangat memprihatinkan, lihatlah data kasus-kasus pelecehan di dalamnya banyak pemuda, menjadi pelaku ataupun korban. lihat juga data kasus narkoba, di dalamnya banyak pemuda yang ikut terjaring kasus bak gurita itu. lihat pula data kasus bunuh diri, di dalamnya banyak pemuda dan masih banyak lagi kasus lainnya.
Seperti kasus pelecehan seksual yang terjadi pada Mahasiswa berinisial AM (20) di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) diamankan polisi karena diduga melecehkan rekannya, mahasiswi berinisial SB (19) di kamar kos. Pelaku dan korban diketahui kuliah di kampus yang sama.
“Seorang mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Luwuk diamankan lantaran diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi. (Korban dan terduga pelaku) teman satu kampus,” ujar Bhabinkamtibmas Polsek Luwuk Bripka Didi Purwanto Babo kepada wartawan, Senin (11/9/2023).
Juga kasus narkoba yang terjadi baru-baru ini di Banggai, Satnarkoba Polres Banggai kembali memberantas peredaran dan penyalahgunaan Narkoba. Tiga pemuda di dua lokasi berbeda diamankan Jumat, (8/9/2023) sekira pukul 00.20 Wita.
Diawali dengan mengamankan dua pemuda berinisial AB (27) dan RM (20) warga Desa Siuna, Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Keduanya diamankan bersama barang bukti 1 saset, yang diduga narkoba jenis sabu seberat 0,99 gram.
Juga kasus yang belum lama ini menyita perhatian jagat maya yaitu Seorang siswi SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) ditemukan tewas gantung diri, Rabu 6 September 2023, sekira Pukul 23.00 WITA.
Lantas ada apa dengan pemuda saat ini?
Pergaulan bebas yang menyelimuti generasi hari ini bukanlah hanya dari segi kelalaian orangtua, hasil Pendidikan di sekolah atau karena lingkungan Masyarakat. Selain dari ketiga hal itu, ada yang lebih berperan yaitu karena adanya sistem hidup yang membuat kita tidak lagi berjalan sesuai fitrah manusia.
Generasi sekarang lebih banyak mengagungkan kebebasan, tak peduli hal itu baik atau buruk menurut Sang Pencipta, namun berlomba-lomba eksis demi mendapat pujian dan manfaat dunia.
Media selalu mempertontonkan tayangan yang membuat generasi terbius untuk mengikuti, bahkan tak jarang muncul generasi pembebek, ikut-ikutan tanpa tahu arah tujuannya kemana. Alhasil generasi jadi krisis identitas dan tidak mengerti hidup ini darimana, untuk apa dan akan kemana?
Generasi saat ini hidup dalam sistem kapitalisme-sekularisme, sistem hidup yang memisahkan agama dari kehidupan, jadi walaupun misal ada sebuah negeri yang jumlah masyarakat muslimnya mendominasi tapi masih juga terjadi kemaksiatan dimana-mana, jangan heran, karena itulah akibat dari penerapan sistem sekularisme ini.
Ibadah silahkan tapi untuk dalam kehidupan individu, masyarakat bahkan bernegara tidak ingin dicampuradukan dengan agama.
Pelecehan seksual selain dipicu oleh pergaulan bebas, juga karena media selalu menyuguhi film percintaan, ini juga karena buah dari penerapan sistem kapitalisme-sekuler yang memaknai hidup harus penuh manfaat tanpa menimbang baik-buruk, ketika bermanfaat dan menghasilkan banyak keuntungan maka terus digencarkan, sedangkan jika tidak menguntungkan maka lebih baik tidak diberikan tempat.
Film percintaan banyak digandrungi anak-anak muda maka itu yang akan terus ditayangkan.
Juga penyebaran konten pornografi secara bebas di media sosial melalui link-link yang dapat di download. Tentu hal ini yang menjadi tanya besar, kenapa bisa tayangan demikian banyak bertebaran lalu tidak segera dihapus, blokir atau diberi sanksi yang tegas agar tidak merusak generasi?
Pun mengenai kasus narkoba, banyak faktor yang membuat seorang pemuda menggunakan barang haram ini, bisa karena pergaulan bebas, ekonomi, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan masih banyak lagi.
Banyak pemuda Ketika dilanda masalah maka akan memakai narkoba karena meyakini bahwa penggunaan narkoba bisa menyelesaikan masalah, inilah yang menjadi jargon yang ‘menjerumuskan’ sehingga berujung pada penyalahgunaan narkoba.
Apalagi jika lingkungan sekitar pergaulannya juga banyak pengguna, akses terhadap narkoba jadi lebih mudah. Tidak terkecuali keberadaan media sosial yang menjadi tempat memperoleh banyak informasi keliru mengenai penggunaan narkoba tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya.
Masalah narkoba pun seolah menjadi lingkaran setan yang sulit diputus. Belum lagi terkait keuntungan yang sangat besar, menjadi pilihan menggiurkan bagi mereka yang kesulitan ekonomi.
Discussion about this post