Luwuk Times, Banggai— Sudah lebih dari sepekan pertempuran di Palestina berlangsung. Pasca serangan yang disebut Badai Al Aqsa, para tentara pendudukan Israel menyerang dengan brutalnya.
Beragam fasilitas, semisal masjid, rumah sakit, perguruan tinggi, rumah penduduk hancur dengan serangan bom udara.
Fakta serangan brutal itu rupanya tak pernah menyurutkan semangat para pejuang Palestina untuk mundur atau menyerah.
“Olehnya itu, kami para pejuang Palestina sejak dulu, sekarang, besok dan seterusnya, selama penjajah itu tidak keluar, kami akan tetap berjihad,” tegas pejuang Palestina, Dr. Ahed Abu Al-Atta via zoom meeting di acara kupas mendalam Palestina dan Masjid Al Aqsa yang berlangsung di Masjid Daarussalam, Alquran Insitute Banggai (AQIB), Senin (16/10/2023) malam.
Direktur Yayasan Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) di Indonesia, Ahed Al Atta dalam percakapan berbahasa Arab itu dipandu sekaligus diterjemahkan Direktur AQIB, H. Iswan Kurnia Hasan, Lc. MA.
Iswan menjadi pemateri agenda bertajuk ‘Kajian Palestina, Mengenal Lebih Dekat Palestina dan Masjid Al Aqsa.
Ahed menjelaskan, keteguhan pejuang Palestina sama seperti yang ditunjukkan warga Indonesia saat menghadapi penjajahan Belanda.
“Sama seperti Indonesia dijajah Belanda, perjuangan tidak berhenti hingga Belanda keluar dari Indonesia. Kami pun demikian, kami akan tetap berjuang hingga penjajah Israel itu keluar dari Palestina,” tutur Ahed.
Ia mengemukakan fokus tiga hal di kasus peperangan tentara Pendudukan Israel dengan pejuang Palestina.
Pertama perang yang dinamai badai Al Aqsa. Kedua, kondisi yang dialami warga di Jalur Gaza, Palestina dan ketiga apa yang bisa dilakukan sebagai umat Islam.
Perjuangan para mujahid Palestina tidak terlepas dari upaya mempertahankan Masjid Al Aqsa, tempat mikraj Rasulullah menuju Sidratul Muntaha.
Sepanjang tahun Masjid Al-Aqsa, dinistakan oleh orang-orang Yahudi.
“Satu bulan terakhir, semakin menjadi-jadi kebiadaban mereka. Di masjid Al Aqsa, sudah dilarang orang salat,” katanya.
Karena inilah, intensitas serangan para pejuang Palestina berjihad. Pejuang Palestina menyerang camp-camp militer.
Upaya itu dilakukan pejuang Palestina untuk mengirimkan pesan kepada pemerintah Israel, karena menyerang Masjid Al Aqsa.
Selain mempertahankan kesucian Masjid Al Aqsa, saat ini sekira 7.000 warga Palestina menjadi tawanan Israel.
Mereka disiksa di penjara-penjara dan intensitasnya kian meningkat.
Para tentara Pendudukan Israel yang saat ini ditawan pejuang Palestina. Sebagai upaya, agar tawanan tentara Pendudukan Israel itu dibarter dengan tawanan warga Palestina.
Ahed mengaku, perlu menekankan bahwa Palestina adalah negara yang dijajah oleh Israel.
“Jadi, jangan lupa kita bicara Palestina, kita berbicara sebagai negara yang dijajah. Kami berhak mengambil tanah kami. Kami sedang dijajah. Olehnya itu, kami para pejuang Palestina sejak sekarang, besok dan seterusnya, selama penjajah itu tidak keluar, kami akan tetap berjihad. Sama seperti Indonesia dijajah Belanda, hingga keluar dari Indonesia. Kami pun demikian, kami akan tetap berjuang hingga penjajah itu keluar dari Palestina,” urai Ahed.
Ketika pejuang Palestina masuk ke Israel, bagi orang mengira itu adalah tanah Israel. Padahal, tidaklah demikian.
“Itu adalah wilayah kami yang diambil oleh penjajah,” sebut dia.
Discussion about this post