PAGIMANA — Koordinator LSM Lapelhi, Faisal Badjarat mengatakan, kue pembangunan di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai sangat minim.
Untuk tahun anggaran 2021-2022 ini, proyek infrastruktur yang teralokasikan pada Kecamatan Pagimana, nyaris tidak ada.
Menurut Faisal, tidak terdistribusinya pembangunan, karena tidak adanya wakil rakyat Pagimana di DPRD Banggai.
“Proyek anggaran tahun 2021-2022 khusus Kecamatan Pagimana mengalami penurunan drastis. Malah boleh dikatakan hampir tidak ada,” kata Faisal kepada Luwuk Times, Senin (04/07/2022) tadi malam.
Penyebab hal ini terjadi, kata Faisal karena tidak adanya anggota DPRD Banggai asal Kecamatan Pagimana.
“Kami sadari juga, karena tidak adanya figur aleg orang Pagimana yang duduk di DPRD Lalong Kabupaten Banggai,” ucapnya.
Dengan demikan sebut dia, usulan Pemda Banggai hanya didominasi oleh kecamatan lainnya.
“Kecamatan Bunta ada ada beberapa alegnya. Kecamatan Lobu ada Hanira Lasantu. Bualemo ada Aba Ateng (Nasir Himran) serta Nuhon dan Simpang Raya ada Zaenuri. Sebab mereka yang paling bisa mengamankan proyek APBD/APBN yang menjadi usulan Pemda Banggai,” kata Faisal.
Tentu saja kata dia lagi, sebagai orang asli Kecamatan Pagimana ia merasa sedih. Mengapa warganya tidak ingin melihat daerahnya sendìri lebih hebat dengan mendorong empat orang aleg asli Pagimana.
Wakil Bupati
Bagaimana dengan Wakil Bupati Banggai, Furqanudin Masulili yang notabene juga orang Pagimana?
Faisal kembali memberi pendapat, ia masih berpikiran positif dengan adanya Wakil Bupati Furqanudin Masulili. Setidaknya bisa merubah landasan pikir warga Pagimana. Sehingga dapat mendorong keterwakilannya di parlemen lalong.
Faisal belum mengantongi data tentang klaimnya bahwa porsi anggaran pembangunan pada Kecamatan Pagimana mengalami penurunan dari tahun anggaran sebelumnya.
“Saya belum ke DPRD untuk mengambil angka pembanding proyek dari tahun anggaran sebelumnya dengan tahun ini,” ucapnya.
Meski belum mengantongi angka ril, namun secara kasat mata terlihat jelas bahwa memang Pagimana terkesan menjadi anak tiri dalam pembagian kue pembangunan.
“Sekarang ini yang nampak hanya proyek riol di Kampung Pala Kelurahan Pagimana. Itupun sepotong-sepotong. Dari sejak 20 tahun tidak lagi mendapatkan perhatian Pemda,” jelasnya.
“Lurah umumkan bersihkan riol pada depan masing-masing rumah serta pasang lampu hias. Terus riolnya persis kubangan babi, yang hampir rata dengan jalan yang bergunung-gunung,” tambah Faisal.
Anehnya lagi, masyarakat Pagimana tetap membayar pajak, yang setiap tahun lunas pembayarannya. *
Discussion about this post