Bahkan masyarakat tidak tertarik lagi pada pembincangan soal leadership seorang pemimpin dalam berbagai momentum politik. Ironisnya, masyarakat lebih tertarik untuk berpikir siapa dapat apa.
Pada akhirnya suasana kontestasi terbangun di atas nalar politik rente, yakni melahirkan pasar politik yang serba transaksional. Kondisi ini telah merobohkan idealis mepolitik sebagai upaya untuk menghadirkan kesejahteraan bersama.
Perbaiki Niat
Kepada para pengurus DPC, PAC serta sayap Partai Gerindra, Sulianti berpesan menjelang kontestasi politik 2024 agar semua mempersiapkan diri sebaik-baiknya, bekali diri, kuatkan dan perbaiki niat.
Pada penghujung sambutan, Sulianti mengingatkan kepada semua khususnya kepada para pengurus dan kader Partai Gerindra, mari kita belajar pada sebuah doktrin etik dari Auguste Comte, yang terkenal dengan istilah altruisme sebuah doktrin matic.
Hal itu mengajarkan agar setiap individu termotivasi untuk memberikan kemanfaatan bagi orang banyak, kesiapan berjuang bahkan kesiapan menderita demi memberikan segala totalitas untuk kebahagiaan orang lain.
Dari doktrin inilah maka kontestasi politik dilakukan untuk berlomba mendapatkan kesempatan menjadi manusia terbaik. Dan bermanfaat bagi kepentingan kemanusiaan.
“Karena itu mari segenap nalar politik kita menghadapi dan jalani pertarungan politik 2024 konsisten berada pada bingkai sikap mental antruisme. Karena politik ditempatkan sebagai jalan ibadah untuk menghadirkan kemaslahatan bagi orang banyak,” tutup Sulianti. *
Discussion about this post