DKISP Kabupaten Banggai

Ramadhan Berkah

Tauziah Terakhir Ramadhan di Masjid Agung Annur Luwuk

218
×

Tauziah Terakhir Ramadhan di Masjid Agung Annur Luwuk

Sebarkan artikel ini
Dai muda Rehan saat tauziah Ramadhan ke 30 di Masjid Agung Annur Luwuk, Selasa (11/05/2021). (Foto: Sofyan/Luwuk Times)

LUWUK, Luwuk Times.ID – Di penghujung Ramadhan antusias para jamaah untuk menunaikan shalat tarwih dan witir tidak kendur.

Di malam ke 30 Selasa (11/05/2021), masjid terbesar di Kabupaten Banggai itu, masih terlihat padat jamaah. Khusus laki-laki, ada belasan shaf yang terisi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Tidak kalah berkesannya lagi, badan pengelola masjid Agung Annur Luwuk menjadwalkan dai muda Rehan sebagai pembawa tauziah di Ramadhan terakhir.

Alumni salah satu pondok pesantren (Ponpes) Makassar Provinsi Sulawesi Selatan inipun sukses membakar emosi jamaah di penghujung bulan suci tahun ini.

Pembuka tauziah, Rehan mengutip sebuah kisah.

“Satu hari ada empat orang datang ke Al Imam Al hasan Al Basri. Mereka bukan membawa beras, uang ataupun parsel. Tapi keempat nya membawa masing-masing persoalan hidup mereka,” kata Rehan.

Orang pertama mengeluh tentang masa paceklik yang dialaminya. Meskipun sudah berusaha mencari nafkah, tapi hasilnya nihil.

Al Imam Al hasan Al Basri memberi solusi, yakni perbanyak istiqfar kepada Allah Swt.

Orang kedua pun mengeluh dirinya sering gagal panen. Jawaban Al Imam Al hasan Al Basri sama, yakni banyak berucap tobat kepada sang Khalik.

Baca:  Kupon Umroh dari Bupati Banggai segera Dibagikan di Masjid Agung Luwuk

Curhat orang ketiga tentang belum mendapat keturunan, sekalipun sudah cukup lama menikah.

Lagi-lagi kata Rehan, imam besar itu memberi solusi istiqfar.

Begitu pula dengan orang keempat mengaku tetap hidup miskin, padahal dia sudah bekerja keras untuk mencari nafkah.

Jawaban Al Imam Al hasan Al Basri tetap sama, segera mohon ampun kepada Allah dengan beristiqfar.

Al Imam Al hasan Al Basri sambung Rehan memberi penekanan dalam nasehatnya itu.

“Selama matahari masih terbit pada tempatnya serta nafas belum berada di tenggorokkan, maka Allah Swt masih akan menghapus dosa-dosa kita”.

Ada cara agar kita terhindar untuk mengikuti langkah setan. Yakni jangan menunda untuk bertobat, serta hilangkan rasa putus asa untuk bertobat.

“Segera kita bertobat dan jangan menundanya. Hilangkan rasa putus asa untuk bertobat. Kalau dua cara ini kita bisa lakukan, maka insya Allah kita terhindar dari jejak setan,” kata Rehan.

Dengan kita sering beristiqfar lanjut Rehan, maka tidak sekadar Allah akan mengampuni semua dosa yang pernah kita perbuat. Tapi lebih dari itu, Allah akan hijaukan bumi dengan sejuta keberkahannya.

Baca:  PHBI Banggai Turun di Dua Masjid Desa Lumpoknyo Luwuk

Masih dengan isi tauziah Rehan, tidaklah rugi jika kita rajin mengucap kata istiqfar. Orang selesai shalat saja, mengucapkan kata istiqfar. Hal itu mengantisipasi jika dalam shalat kita tidak merasa khusyu.

“Manusia tidak luput dari khilaf dan salah. Maka mustahil jika tidak punya dosa. Apabila ada orang yang mengaku tidak punya dosa, maka hari itu juga dia sudah berdosa. Karena merasa sombong dihadapan Allah,” ucap Rehan.

Kepada kita semua yang sampai hari ini masih dipertemukan dengan malam ke 30 Ramadhan, kata Rehan, wajib bersyukur. Itu tandanya, Allah masih memberi kita peluang untuk bertobat.

Ayo manfaatkan malam penghujung Ramadhan ini untuk kita bertobat. Karena boleh jadi, ini menjadi malam terakhir kita bersua dengan Ramadhan.

“Mari kita perbanyak doa dan ampunan kepada Allah. Karena saudara-saudara kita yang telah meninggal, tidak diberi kesempatan seperti kita saat ini,” kata Rehan. *

(yan)

error: Content is protected !!