Luwuktimes.id— Kepala Biro Politik, Gerakan Perlawanan Islam-Hamas, Ismail Haniyeh menyampaikan pidato di momen konferensi Persatuan Ulama Internasional dan Cendekiawan Muslim (IUMS) di Doha, Qatar, Selasa (9/1/2024). Agenda tahunan yang menghadirkan para ulama di seluruh penjuru dunia itu berakhir Kamis (11/1/2024).
Ismail Haniyeh merupakan lulusan sastra Arab, Universitas Islam Gaza itu kini menjadi Kepala Biro Politik Hamas setelah dipilih tahun 2017. Di usianya sekarang tepat 60 tahun, Ismail Haniyya adalah orang yang masih terus konsisten di jalan jihad dan dakwah.
Persatuan dunia ulama muslimin mengadakan pertemuan tanggal 6-11 Januari tahun ini,
Ismail Haniyyah membuka pidatonya dengan keutamaan syahid di jalan jihad.
“Tidak mengherankan kalau kebanyakan sahabat Nabi dikuburkan di luar Mekah, di luar Madinah dan mungkin di luar Jazirah Arab. Karena mereka memimpin futuhat (penaklukan wilayah) dan mereka panglima jihad. Ulama adalah tinta dan darah, dulu dan kini,” ucap Ismail Haniyeh.
Di hadapan para ulama yang datang dari berbagai dunia, Ismail Haniyya menyampaikan beberapa poin.
Pertama, mengapa ‘Badai Al-Aqsha’ ini terjadi?
Karena ada tiga perkembangan yang terjadi sebelumnya. Yaitu: pertama, marjinalisasi tema Palestina di level internasional. Mereka menganggap bahwa permasalahan Palestina adalah permasalahan internal Israel.
Kedua, di tengah masyarakat zionis muncul pemerintahan bahaya dan radikal secara agama ataupun negara.
Salah satu target terbesarnya adalah menuntaskan perang Al Quds, Al Aqsha, meyahudikan Tepi Barat dan terus mengepung Gaza bahkan mereka berencana memindahkan rakyat kami dari Tepi Barat ke Yordania dan dari Gaza ke Mesir.
Dan mereka mulai menjalankan perencanaan mereka ini. Gaza sendiri telah mereka kurung selama 17 tahun.
Yang ketiga ini berbahaya yaitu politik di belakang garis, berupa normalisasi dan menggabungkan Israel menjadi bagian di regional, ini memperlakukan mereka sebagai kekuatan legal dengan mengorbankan permasalahan Palestina, hak-hak dan tsawabit.
Dengan klaim membangun perdamaian regional. Gerbong normalisasi ini sudah sampai di berbagai ibu kota penting di wilayah regional.
Maka untuk menghadapi hal-hal tersebut tidak bisa menggunakan cara yang biasa, klasik dan dengan cara bertahan. Tetapi harus dilawan dengan firman Allah ta’ala:
ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ
“Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang.” (Al Maidah: 23)
Maka Thufan Al Aqsha pun terjadi.
Kedua, mereka melakukan berbagai kejahatan di Gaza seperti yang telah diketahui oleh semua.
Ada 3 target mereka sejak awal perang:
– Menghancurkan perjuangan di Gaza
– Mengembalikan tawanan yang ada di para pejuang
– Ini yang bahaya, mengosongkan Gaza dan memindahkan penduduknya ke Mesir
Tiga target ini diumumkan dan diikuti oleh Israel, Amerika dan sekutu Barat.
Ini bukan kejahatan Israel yang didukung Amerika. Tetapi kejahatan Amerika yang didukung Israel.
Mereka menggunakan berbagai kekuatan, kekejaman dan tindak nazi.
Discussion about this post