Oleh: Ronaldi Timpola
AMANAH UU No. 6 tahun 2014 tentang desa telah merubah paradigma pembangunan desa. Sebelumnya pembangunan secara top down dengan memposisikan desa sebagai obyek pembangunan. Namun saat ini pembangunan telah dilaksanakan dengan model bottom up yang memposisikan desa sebagai subjek pembangunan.
Konsekuensinya, semua pihak memiliki andil yang sangat besar, baik dari partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan pembangunan wilayahnya. Untuk merealisasikan perubahan paradigma tersebut, Pemerintah Pusat telah menyuntikkan Dana Desa yang bersumber dari APBN dan disertai dengan Anggaran Dana Desa yang bersumber dari APBD Pemerintah Daerah.
Salah satu upaya pemerintah desa dalam memajukan wilayahnya adalah dengan cara mengelola sektor pariwisata. Sektor ini dirasa mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi desa.
Desa Jayabakti terletak pada pesisir Kecamatan Pagimana. Desa dengan jumlah populasi mencapai 6000 jiwa penduduk dengan mayoritas mata pencarian Nelayan.
Bagi masyarakat desa Jayabakti, laut merupakan kehidupan mereka. Sehingga menurut suku Bajo (Nomaden) ini, dekat dengan laut berarti dekat dengan rejeki.
Jayabakti merupakan desa yang strategis berada di Kecamatan Pagimana. Selain memiliki kekayaan hasil lautnya juga sumber daya manusia yang sudah berkembang, ada berbagai hal yang dapat kita temukan dari keunikan desa Jayabakti, seperti: Rumah di atas laut, Budaya Tarian khas putri papu, Ole-ole unik seperti akar bahar dan gelang sisik, dan beberapa keunikan lainnya.
Dengan anugerah bentang alam yang indah dan keberagaman budaya, desa ini memiliki potensi yang besar untuk menjadikan pariwisata sebagai prioritas pembangunan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh desa dalam mengembangkan sektor ini adalah penyebarluasan informasi destinasi wisata desa dan meningkatkan aksesibilitas sarana transportasi menuju lokasi wisata.
Salah satu konsep yang dapat dijadikan acuan oleh desa dalam pengembangan sektor wisata adalah Sustainable Development. Melalui penggabungan dua konsep pembangunan wisata desa dan pembangunan berkelanjutan dapat memunculkan satu konsep baru yakni pembangunan desa wisata berkelanjutan.
Konsep yang lahir dari inovasi BUMDES dan pemerintah desa, melalui semangat gotong royong masyarakat dan pemerintah desa membuat sebuah inovasi baru dengan mengembangkan konsep Sustainable Development menuju desa pariwisata dengan harapan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan mengembangkan potensi sumber daya alamnya.
Kami menyebutnya sebagai jalan baru, jalan yang menghubungkan antara desa jayabakti ke kecamatan pagimana. Jalan baru ini merupakan jalan yang dibangun oleh masyarakat desa jayabakti melalui semangat gotong royong masyarakat jayabakti dan tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah.
Jalan baru desa jayabakti berada di atas laut dan dikelilingi oleh hutan mangrove, masyarakat dan pemerintah desa jayabakti menjadikan keunikan dan potensi sumber daya alam ini sebagai inovasi baru untuk menciptakan desa yang mengembangkan konsep Sustainable Development menuju desa pariwisata.
Bagi Masyarakat luar yang ingin berkunjung ke jalan baru desa jayabakti akan melihat pemandangan keindahan hayati hutan mangrove, Jembatan Pisew, jajanan, panorama keunikan rumah susun di atas laut dengan transportasi laut yang sudah di sediakan oleh pemerintah desa untuk pengunjung yang ingin menikmati dan mengililingi keindahan teluk pagimana.
Melalui tulisan singkat ini, saya selaku penulis berharap kepada pemerintah desa Jayabakti dan juga Kecamatan Pagimana untuk tetap bersinergi mengembangkan potensi desa wisata desa jayabakti sebagaimana yang sudah menjadi program prioritas akses pelokalan Sustainable Development Goals (SDGs) tingkat desa Kemendesa PDTT dan bagi masyarakat bisa menjaga kelestarian lingkungan Jalan baru dan Hutang Mangrove. *
Penulis adalah anggota Karang Taruna Sikarimanang Desa Jayabakti
Discussion about this post