PAGIMANA— Pasar Pagimana Kabupaten Banggai yang telah diresmikan revitalisasinya pada tahun 2020 lalu, terlalu naif jika masih disebut pasar. Bagaimana tidak, sampah dan kotoran hewan, terlihat berserakan dimana-mana.
Sungguh prihatin, jika revitalisasi pasar yang sudah dibangun dengan menggunakan anggaran APBN sebesar Rp3,8 miliar itu, hanya berakhir dengan pembangunan tanpa manfaat dan tanpa dampak untuk para pedagang.
“Kami cukup prihatin. Banyak sampah berserakan. Ada pula kotoran hewan. Pemkab Banggai terkesan hanya membiarkan pembangunan pasar ini mangkrak dan tidak bisa digunakan oleh pedagang,” ujar aktivis Pagimana Reza Saad, Kamis (01/08/2024).
Reza menilai, Pasar Pagimana tersebut seperti bangunan yang diterlantarkan oleh dinas terkait maupun Pemerintah Kecamatan Pagimana. Pemerintah diam tanpa solusi. Seperti orang yang tak lagi bernyawa.
“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah satu pedagang, bangunan ini dulunya bermasalah pada luas lapak penjualan. Pedagang mengeluh karena lapak yang disediakan pemerintah terlalu kecil jika dijadikan tempat menjual,” kata Reza.
Jangan sampai dinilai, lanjut Reza, rencana pembangunan pasar tersebut tidak matang. Atau lebih dari itu di mana pembangunannya hanya asal-asalan yakni asal jadi, asal buat, asal rencana.
“Terbengkalainya bangunan pasar Pagimana ini sudah hampir 4 tahun. Sejak usai diresmikan, keluhan para pedagang menunjukkan bahwa Pemkab Banggai tidak memiliki rencana pembangunan yang matang,” tutur Reza.
Reza berharap Pemerintah Kecamatan maupun Bupati Banggai melirik bangunan tersebut, agar bisa di fungsikan kembali. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan warga dan pedagang yang berada di sekitar lokasi pasar. *
Baca: Batui Selatan Siap Menjadi Tuan Rumah Kemah Prestasi Pramuka Kabupaten Banggai
Discussion about this post