Oleh: Munawir Kamaluddin
UNGKAPAN “Rumahku Surgaku” mencerminkan idealisme manusia tentang tempat tinggal yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan keberkahan.
Dalam Islam, rumah memiliki posisi sentral dalam membangun peradaban, menjaga kehormatan, serta mendidik generasi penerus yang beriman dan berakhlak mulia.
Rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal secara fisik, tetapi juga merupakan ruang spiritual, sosial, dan emosional yang mencerminkan keimanan dan akhlak penghuni di dalamnya.
Islam memberikan perhatian besar pada konsep rumah sebagai tempat yang membawa sakinah (ketenteraman), mawaddah (kasih sayang), dan rahmah (kasih sayang yang penuh rahmat). Firman Allah SWT:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang dan rahmat.” (QS. Ar-Rum: 21)
Rumah sebagai tempat tinggal keluarga mencerminkan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, sekaligus menjadi tempat utama untuk mendidik karakter, membangun nilai-nilai moral, dan mempraktikkan ibadah.
Nabi Muhammad SAW bahkan menekankan pentingnya menjadikan rumah sebagai tempat yang hidup dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana sabdanya:
لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَفِرُّ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surah Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim, no. 780)
Namun, di tengah dinamika kehidupan modern, banyak rumah yang kehilangan fungsi spiritual dan sosialnya.
Tuntutan pekerjaan, teknologi yang merenggut waktu kebersamaan, dan lemahnya pendidikan agama sering kali menjadikan rumah lebih menyerupai tempat istirahat belaka, bukan sebagai ruang pembinaan iman dan karakter.
Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan fungsi rumah sebagaimana yang diajarkan dalam Islam, sehingga menjadi baitii jannatii, rumahku surgaku.
Pembahasan ini akan menggali makna filosofis dari “Rumahku Surgaku,” relevansinya dalam kehidupan modern, serta solusi Islami yang dapat diterapkan untuk mewujudkan rumah sebagai tempat ibadah, pendidikan, dan kebahagiaan.
Dengan pendekatan holistik yang didukung oleh dalil-dalil agama yang diambil dari Al-Qur’an, hadits Nabi, dan pandangan ulama, tulisan ini bertujuan memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana menjadikan rumah sebagai surga dunia yang membawa keberkahan di akhirat.
Rumah Sebagai Tempat Kedamaian dan Perlindungan
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“Allah menjadikan rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal (kedamaian).” (QS. An-Nahl: 80)
Ayat ini menegaskan bahwa rumah adalah tempat yang Allah ciptakan untuk memberikan sakinah (kedamaian dan ketenteraman).
Rumah yang menjadi “surga” adalah rumah yang memberikan perlindungan fisik, spiritual, dan emosional bagi penghuninya.
Discussion about this post