“Itu harus segera kami perangi. Dan tak boleh gaya politik model itu menjadi sandaran untuk sebuah pemaknaan kongkret bernegara. Ini harus clear setelah daulat bangsa dari struktur para raja itu menyerahkan kedaulatannya. Maka konsepsi tata negara kita menjadi konsepsi NKRI,” tegas RA.
Bukan daulat para raja-raja yang cenderung manipulatif. Bahkan terkesan memberangus kaderisasi yang harusnya menjadi dominan.
TOKOH MUDA
Lanjut Risal Arwi, ART merupakan tokoh muda yang menjadi primadona serta dapat membangun optimisme politik kita semua.
Memang ART bukanlah siapa siapa. Ia hanya dari anak seorang guru ngaji, tapi kini bisa menjadi pengemban amanah sebagai senator senayan.
Makanya ia mengajak kepada seluruh masyarakat dalam struktur kebanggaian untuk bersama mendinamisasi politik Sulteng. Bersama kaum muda progresif dengan ihtiar politik-nilai yang positif. Dan mampu menciptakan nilai kritis serta dinamis. Sehingga platform demokratis tampak pada negeri Babasal.
“Tidak menjadi kaplingan bagi kelompok tertentu. Lalu seolah-olah mengharuskan memilih kelompok dengan segala macam cerita dan kisah yang hanya layak sejajar dengan karangan fiksi,” tutup Risal Arwi. *
Discussion about this post