Kolom Syarif

Di Atas Langit Masih ada Langit, Tangan di Atas Lebih Baik dari Pada Tangan di Bawah

371
×

Di Atas Langit Masih ada Langit, Tangan di Atas Lebih Baik dari Pada Tangan di Bawah

Sebarkan artikel ini

Banyak belum tentu cukup, dan sedikit belum tentu kurang.  Jangan mengejar hidup senang tapi kejarlah hidup tenang. Ajari hati untuk hidup sabar, dan bersyukur dalam segala hal.

Derajat syukur itu lebih tinggi dari pada doa. Jangan terlalu banyak meminta dan berdoa, sebaiknya banyak bersyukur dan menyebut nama Allah, karena itu jauh lebih baik bagi orang-orang yang berpikir.

Ketika setan dan iblis memasuki masjid dan akan mengganggu seseorang yang sedang sholat, setan dan iblis tidak berani masuk dan keluar dari masjid, lalu rasulullah SAW bertanya apa yang sadang kamu lakukan? kata iblis: saya akan menganggu yang sedang sholat, tetapi kami takut kepada yang sedang tertidur di masjid.

Nabi Muhammad SAW lanjut bertanya kenapa ya iblis? iblis (setan) menjawab: yang sedang tidur itu orang berilmu. 

Betapa tinggi nya derajat orang-orang yang ber-ilmu. Cuma kata Ali Bin Abu Thalib, ia lebih menghargai orang-orang yang beradab (santun, ikhlas, rendah hati, penyayang dan pencinta) dari pada orang-orang yang berilmu (sombong, merasa paling benar, paling pintar dan tidak punya kesopanan dan kesantunan).

Baca:  Hanya di Indonesia: Pacaran Lama dengan Si A, Tetapi Nikahnya dengan Si Z

Kalau hanya kepintaran, iblis itu ahli alquran, ahli hadist, ahli meramalkan, ahli nya segala sesuatu, tetapi Allah sangat mengutuk dan membenci Ilbis – saitan, karena di dalam dirinya ada kalimat “Aku Lebih Baik dari Kamu”. 

Kadang jatuh dan sakit itu dibutuhkan manusia, karena kita dapat bersujud dan menyerah setelah kepala dan indera-indera yang lain sejajar dengan tanah.

Ketika kepala masih berdiri tegak diatas tanah dan lantai kehidupan, manusia merasa paling hebat, paling pintar, paling kaya dan sebagainya.

Maka nya untuk menghilangkan kesombongan dunia, Nabi Muhammad SAW menyuruh ummatnya untuk bangun di sepertiga malam dan merendahkan kepala, mata, telinga, dan hati serta kecerdasan untuk tunduk dan sujud kepada maha pencipta.

Firaun, Korun dan Haman adalah contoh-contoh manusia yang direndahkan oleh Allah, karena tidak mau bersujud (Baca: sosiologi sujud).  Selalu ada jawaban di setiap persoalan. 

Selalu ada matahari di balik awan-awan hitam. Selalu ada jalan keluar di setiap pergumulan. Selalu ada tangan yang kuat ketika beban yang dipikul berat. Selalu ada kebahagiaan, ketika mampu bersyukur. 

Baca:  Filsafat Pemerintahan: Pemimpin Itu Dibutuhkan Melebihi Kebutuhan Perut Rakyat

Jangan terlalu peduli dengan kata orang, yang pasti setiap kebaikan sekecil apapun akan membawa berkah. Mereka boleh memandang kamu rendah atas segala usahamu, tetapi bila kamu yakin itu baik dan benar maka berbanggalah kamu. 

Pria sejati bukanlah yang memiliki banyak wanita dalam hidupnya, tetapi pria yang berani menolak banyak wanita demi seorang wanita yang dicintainya. Jadilah cahaya walaupun tak tersentuh tetapi selalu menerangi.

Jadilah angin sekalipun tak tampak, namun memberi kesejukan. Jadilah sahabat sejati sekalipun tak selalu bersama, namun selalu saling mendoakan dan selalu menjaga hati untuk tidak saling menjatuhkan.

Pergunakanlah waktu mu dengan baik dan bijak (Baca: kronos dan kairos, dimensi waktu dan kesempatan).

Kualitas dirimu diukur dari kata-kata mu. Kamu adalah ummat yang terbaik yang diutus untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah dari segala kemungkaran. Semoga bermanfaat. *

error: Content is protected !!