Hubungan antar manusia memang rumit dan tak bisa dipelajari lewat sekolah. Seperti cinta sejati, kamu harus melakukan praktik secara langsung untuk mengetahui makna persahabatan. Tapi begitu kamu menemukan dan memahaminya, kamu akan mendapatkan hadiah yang tak ternilai harganya.
“Teman adalah saudara kandung yang tak pernah diberikan Tuhan kepada kita.” Kawan memang ibarat saudara kandung yang dilahirkan dari orangtua berbeda.
Meskipun tak ada hubungan darah, bukan tidak mungkin persahabatan kalian lebih kental dibandingkan dengan saudara yang sebenarnya.
Dahulu, kita pernah berfikir bahwa sahabat-sahabat kita yang sukses tidak memiliki masalah, ternyata banyak sahabat kita yang telah sukses dan berhasil memiliki masalah yang kita tak sanggung menanggungnya.
Dahulu, kita mengira bahwa sahabat kita yang pendiam itu orang yang sombong, ternyata diamnya itu adalah bentuk kehati-hatiannya jangan sampai ia bersuara dapat menyakiti hati orang lain.
Kadang cara pandang dan cara bersikap kita terhadap para sahabat sangat meleset jauh dan selalu salah dalam menilai sahabat padahal dia adalah sahabat terbaik yang mau jujur dan ikhlas kepada kita, tetapi kita selalu menolak dengan sikap kita yang merasa pintar dan benar sendiri.
Tuhan pun akan membagi kelas-kelas dalam persahabatan, sebelum menyediakannya di surga.
Kelas-kelas persahabatan dan pertemanan sangat ditentukan oleh ujian, tantangan, pengorbanan dan perjuangan kita dalam persahabatan itu. Semakin kita diuji dengan hal-hal yang berat dan sama-sama memperjuangkannya, maka kelas persahabatan itu masuk kategori terbaik.
Ada sahabat yang masuk kategori baik-baik saja. Ada yang masuk kategori cukup, sedang, rendah hingga kategori persahabatan yang kurang.
Hati kitalah yang tahu mana sahabat terbaik, baik dan seterusnya.
Sahabat terbaik selalu berbicara ide dan gagasan untuk mencapai surga. Sahabat yang baik selalu berbicara tentang sesuatu kejadian, dan sahabat yang cukup baik selalu berbicara tentang orang lain.
Kualitas seorang sahabat atau teman tidak dukur dari pendidikannya atau kecerdasannya, tetapi sangat ditentukan oleh perilaku dan tindakannya atau bahasa ilmiahnya beradab.
Carilah sahabat yang memiliki adab yang baik, sopan, santun, menghormati dan menghargai kita dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Dan hindari berteman dengan sahabat yang pintar dan cerdas tetapi tidak ada tata krama, tidak ada kesopanan dan kesantunannya.
Bukankah Nabi SAW menyebutkan bahwa manusia terbaik itu karena terbaik akhlaknya-adabnya.
Bukankah hidup kita ini dimulai dari tak memiliki apa-apa dan akan berakhir dengan tidak membawa apa-apa.
Ujian terberat bagi kita adalah saat sahabat kita tidak memiliki apa-apa. Tetapi kita hadir mengulurkan tangan kepadanya.
Sebaliknya ujian terberat bagi sahabat kita disaat kita terjatuh dan sakit, apakah sahabat kita itu mau mengulurkan tangan dan hadir di depan kita.
Ingat, kekayaan yang kita miliki atau harta yang kita miliki bukan diukur dari kemampuan kita membeli. Tetapi diukur dan ditentukan oleh kemampuan kita memberi.
Membeli itu bukan pertemanan atau persahabatan, tetapi itu adalah bentuk transaksi perdagangan. Tetapi memberi itu adalah simbol pertemanan, persahabatan bahkan simbol kemanusiaan. *
Penulis adalah Arsiparis Ahli Madya Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri RI
Discussion about this post