Reporter Sofyan Labolo
LUWUK— Usianya masih muda. Ia kelahiran 13 Februari 2001. Meski baru berusia 21 tahun, namun Miftah Fauzan Tandjungbulu sudah punya segudang prestasi pada cabang olahraga karate.
Igan, begitu sapaan akrabnya adalah salah satu atlet binaan Pengkab FORKI Banggai. Dalam keseharian, Igan berlatih pada perguruan Inkanas Luwuk Banggai.
Atas torehan sejumlah prestasi, putra pasangan Nurfan Tandjungbulu dan Nurmasyita ini menjadi salah satu atlet andalan Banggai yang akan meraih medali emas pada Porprov ke IX se Sulteng tahun 2022.
Selain treck record prestasi dan potensi yang ada pada Miftah Fauzan Tandjungbulu, kelas pertandingan menjadi spesial baginya. Yakni kelas kumite -55 kg putra.
Tradisi Emas
Kelas ini terbilang bergengsi. Jika pada balap motor, kelasnya bernama underbound.
Itu cukup beralasan. Karena merupakan kelas paling ringan berat badan, sehingga yang berkompetisi pada kelas itu punya kecepatan yang sangat luar biasa.
Bagi Igan, kelas kumite -55 kg putra adalah istimewa.
Karena atlet yang punya tinggi badan 162 cm ini diyakini mampu melanjutkan tradisi emas buat kontingen Porprov Banggai cabang karate.
Faktanya memang demikian. Medali emas pada kelas kumite -55 kg putra, tak pernah lepas dari genggaman para karateka Banggai.
Terhitung sejak Porprov di Luwuk Banggai tahun 2006, peraih medali emas pada kelas itu adalah Nurfan Tandjungbulu, yang tidak lain adalah ayah kandung dari Miftah Fauzan Tandjungbulu.
Tradisi emas itu berlanjut pada Alan Nuary Abdussama. Ia dua kali sukses merebut medali emas kelas yang sama, pada Porprov Sulteng tahun 2010 dan 2014.
Menariknya, kesuksesan Alan Nuary itu tak lepas dari tangan dingin Nurfan Tanjungbulu sebagai pelatihnya.
Bahkan atas jasa Senpai Pogi-sapaan Nurfan Tanjungbulu, Alan Nuary menyabet medali perak pada PON di Jawa Barat.
Pada Porprov se Sulteng Kabupaten Parigi Moutong tahun 2019, Miftah Fauzan Tandjungbulu kembali merebut medali emas pada kelas kumite -55 kg.
Kini Miftah Fauzan Tandjungbulu dilatih oleh Alan Nuary.
Meski cukup padat agenda latihan, namun tak menganggu studi Miftah Fauzan.
Ia tetap menjalani proses perkuliahan sebagai mahasiswa pada Universitas Tadulako (Untad) Palu secara daring sambil mengikuti proses atau program latihan dari pelatih.
Tentu dengan harapan, sukses study dan sukses prestasi olahraga karate.
Harapan Pelatih
Sebagai pelatih, Alan Nuary memberi sokongan moril buat Miftah Fauzan. Sejumlah harapan tersampaikan Alan Nuary.
“Pertama, jangan berpuas diri dengan prestasi yang sudah ada,” kata Alan Nuary buat salah satu atlet andalanya itu.
Menurut staf sekretariat KONI Banggai ini, dengan profesi yang Miftah Fauzan pilih sekarang ini, tentu saja tidak main-main.
Sebab tidak hanya level daerah atau regional saja. Akan tetapi prestasi yang ia inginkan adalah harus melebihi prestasinya (perak PON Jabar).
Bahkan pesan pamungkas Alan Nuary, buatlah sejarah baru. Terus torehkan prestasi gemilang, baik nasional maupun internasional.
Hal ini tentu saja kata Alan Nuary tidak hanya bagi Miftah Fauzan. Tapi terlebih umum untuk para atlet generasi emas karateka yang ada di Kabupaten Banggai.
“Khusus igan, tetap selalu rendah hati, fokus pada tujuan dan banggakan orang tuamu,” ucap Alan Nuary. *
Prestasi Miftah Tandjungbulu
1 | Kejurnas Piala Panglima di Jakarta 2017, perak |
2 | Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Jateng 2017, perunggu |
3 | Japan Karate Shoto di Jabar 2017, perunggu |
4 | Kejurnas Karate antar PPLP dan SKO di Gorontalo 2016, perunggu |
5 | Porprov se Sulteng di Parimo 2019, emas |
6 | Pra PON di Jakarta 2019, round II |
7 | Open Tournament Regional Piala Rektor UG di Gorontalo 2021, emas |
8 | Open Tournament Regional Piala Bupati Banggai di Luwuk 2021, emas |
9 | Kejurnas FORKI Piala Ketum PB. FORKI di Jabar, semifinal |
10 | Seleksi Sulteng Emas FORKI Sulteng di Palu 2022, emas |
Discussion about this post