Penargetan langsung dan terus menerus di sekitar Rumah Sakit Al-Wusta dan Khan Yunis mengancam nyawa ribuan anak-anak yang terluka, sakit, prematur dan terlantar serta menyebabkan hilangnya nyawa puluhan dari mereka sebagai akibat dari hilangnya keluarga mereka.
Kepadatan besar-besaran di Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan, Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar, dan pusat perawatan di Rafah, membuat mereka tidak mampu menangani pasien dan luka dalam jumlah besar setiap hari.
Infrastruktur kesehatan dan lingkungan di kota Rafah sangat rapuh dan tidak mampu menjawab kebutuhan lebih dari 1,3 juta pengungsi warga Jalur Gaza.
“Pendudukan (Israel) masih mengontrol volume, kualitas dan pemberian bantuan medis dengan tujuan menjaga organisasi kesehatan dalam keadaan terus menerus bisa kolaps. Setelah dipilah bantuan medis yang masuk ke Jalur Gaza, sayangnya persentase yang bisa terpakai kurang dari 30 persen. Artinya jumlah bantuan terbesar tidak memenuhi kebutuhan kita,” urai Ashraf.
Mekanisme meninggalkan korban luka untuk mendapatkan perawatan masih meresahkan dan berkontribusi pada pembunuhan ratusan orang saat mereka menunggu persetujuan untuk dipulangkan selama berminggu-minggu.
Fakta demikian kian menegaskan bahwa pendudukan menggunakan mekanisme ini sebagai senjata tambahan untuk membunuh orang yang terluka.
Olehnya itu, Kemenkes Palestina menyerukan semua pihak internasional untuk bekerja mengembangkan mekanisme baru yang efektif menjamin aliran bantuan medis sesuai dengan kebutuhan warga.
“Kami menyerukan kepada saudara kami Mesir, negara-negara Arab, dan negara-negara di dunia bebas untuk menemukan mekanisme baru guna memastikan pembebasan lebih dari 6.500 orang yang terluka sebagai prioritas mendesak dan menerima mereka di rumah sakit dan pusat kesehatan,” seru Ashraf.
Kemenkes Palestina juga menyerukan kepada badan dan lembaga internasional untuk melakukan survei medis komprehensif terhadap para pengungsi dan melakukan intervensi segera untuk mencegah bencana kesehatan dan kemanusiaan yang mereka alami akibat penyebaran epidemi, kelaparan, dan kekurangan air untuk minum dan Kebersihan pribadi.
“Kami menyerukan kepada Komite Internasional Palang Merah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berupaya mengunjungi tahanan dari sektor kesehatan dan kemanusiaan dan berupaya untuk membebaskan mereka,” pinta Kemenkes Palestina. * stp
Baca: Militer Israel Makin Terjepit, Empat Petinggi Intelijen Mossad Tewas Dirudal Pasukan IRGC
Discussion about this post