LUWUK TIMES, Luwuk — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk menggelar kuliah umum, bertempat di pelataran kampus, Rabu (06/09/2023). Bupati Banggai H. Amirudin berkesempatan memberikan matari. Tantangan dan Harapan, menjadi isi tajuk dari materi kuliah umum yang disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Banggai itu.
Selain para mahasiswa, kegiatan tersebut juga dihadiri para pelajar SMP dan siswa SMA Muhammadiyah Luwuk.
Bupati Amirudin diawal materinya menyatakan rasa senangnya. Karena dapat berbagi dengan para mahasiswa Unismuh Luwuk, bersama peserta lainnya.
Ia juga menyampaikan, kekayaan alam Kabupaten Banggai tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perlu diperhatikan, dipelajari, dipertahankan dan ditingkatkan.
Kalau bicara iklim, kata Bupati Amirudin, pemerintah itu hanya regulasi yang dijalankan. Tetapi yang mampu berteriak, mampu memperhatikan dan mampu mengawasi adalah para mahasiswa.
“Di Indonesia, kita bisa bekerja 1×24 jam, bila kita tidak tidur. Kenapa bisa seperti itu? Karena iklim kita yang mendukung. Sangat berbahagia kita di Indonesia, karena iklim yang sangat baik untuk hidup dan kehidupan. Hal ini yang perlu kita pertahankan,” katanya.
Lantas apa yang menjadi tantangan dan harapan kita di Kabupaten Banggai ini?
Bupati Amirudin kembali melanjutkan. Tantangan kita adalah sumber daya alam yang begitu banyak, begitu besar terhadap perubahan iklim yang akan terjadi di daerah kita.
Misalnya, sekarang ini terjadi eksplorasi terhadap nikel secara besar-besaran. Kenapa? Karena dengan adanya pengambilan nikel, pembongkaran hutan dan lainnya, ini akan menjadi tantangan terhadap perubahan iklim yang akan terjadi di Kabupaten Banggai.
Hal ini tidak mungkin kita tolak karena proses pembentukan energi baru terbarukan pasti membutuhkan nikel.
Menurut Bupati, tantangan ini harus kita kelola dengan baik. Disinilah Pemerintah Daerah memberikan harapan ke depan bahwa jangan sampai di dalam eksploitasi dan eksplorasi terhadap nikel yang ada di Kabupaten Banggai ini akan merusak semuanya.
Bupati Amirudin mencontohkan beberapa daerah yang tidak diatur sedemikian rupa oleh pemerintah, sehingga terjadi pembongkaran hutan dan tanah yang luar biasa.
“Kalau ini kita biarkan begitu saja, besar kemungkinan akan kita wariskan kepada anak-cucu kita harapan yang tidak pasti,” ujarnya.
Ia mencontohkan negara Singapura. Dalam menata perubahan iklim kedepan, mereka mengurangi terjadinya emisi. Disetiap pembangunan wajib menanam atau penghijauan. Sehingga terjadi penyerapan CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan-kendaraan yang masih menggunakan fosil.
“Mereka menyiapkan negaranya untuk menjadi penyumbang oksigen terbaik di dunia,” ucap Amirudin.
Sedang di Kabupaten Banggai, Bupati Banggai mewanti-wanti agar OPD terkait memberikan laporan secara detail terhadap semua badan usaha yang berada di kabupaten ini.
Sehingga mereka bekerja benar-benar sesuai dengan UPL-UPL/Amdal yang sudah dijadikan acuan untuk membangun daerah ini.
Di akhir kuliah umum, Bupati Amirudin terkesan dengan aktifitas yang tepat dari Babasal Mombasa yang telah mengangkat konsep ini.
“Kalau kita berbicara tentang perubahan iklim, kita tidak berbicara lagi sebatas wacana. Akan tetapi harus betul-betul kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pinta Bupati Amirudin.
Ia menaruh harapan besar kepada para generasi kedepan. Bagaimana bisa mempertahankan bumi ini untuk menjadi bumi yang bersahabat dengan semua penduduk yang ada di permukaannya.
Dengan begitu besarnya sumber kekayaan alam yang ada di Kabupaten Banggai, tidak akan merubah pembentukan iklim yang ada. Sehingga bisa beraktifitas apapun. Karena iklum kita masih sesuai dengan hidup dan kehidupan yang ada. *
Discussion about this post