LUWUK— Dualisme kepemimpinan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Banggai tak hanya terjadi pada tubuh institusi tersebut. Tapi lebih dari itu, perpecahan juga terjadi pada organisasi kemasyarakatan (OKP) serta pada level pengurus kecamatan (PK).
Kondisi ini tentu saja tidak layak untuk dipertahankan, terlebih lagi berlarut-larut. Sudah saatnya KNPI Kabupaten Banggai berada pada satu rumah.
Demikian pesan moril Wakil Ketua KNPI Banggai Energy of Harmony, Ibra Panari kepada Luwuk Times, Selasa (06/09/2022) tadi malam.
Ibra yang juga fungsionaris DPD Partai Gelora Kabupaten Banggai ini mengajak publik untuk mengingat tentang bagaimana perhelatan pilkada tahun 2019, yang turut mempengaruhi terbelahnya organ politis pada sektor kepemudaan.
Bahkan konstelasinya berlarut hingga kekinian. Sehingga berdampak sangat sistimatik sampai pada urusan politik anggaran pemerintah daerah (Pemda) Banggai. Karena memang Pemda harus ekstra hati-hati dalam mengucurkan anggaran kepada KNPI Banggai yang sedang mengalami dualisme.
Ibra kembali mengingatkan bahwa momentum Pilkada bersama seluruh problematikanya sudah berpindah, dari satu situasi ke kondisi yang lain. Sehingga sudah sepantasnyalah dinamika dualisme ini berakhir.
Ia mengaku bahwa geopolitik kepemudaan tumbuh tidak sehat. Terlepas dari goal-goal organisasi, pemuda itu sendiri semakin masuk dalam pusaran situasi yang tidak produktif.
“Sudah saatnya KNPI kembali satu rumah. Dan saya yakin produktifitas kepemudaan akan jauh lebih tumbuh sehat,” ungkapnya.
Lagi pula pertegas Ibra, tidak ada ruginya jika KNPI kembali pada satu rumah bersama dan mengakhiri dualisme.
Justru jika kita semua masih bertahan pada tendensi politik kelompok dan golongan pemuda tertentu yang akan menghambat kemajuan daerah.
Bagaimana dengan tampuk kepemimpinan ketika dua kubu KNPI Banggai ini bersatu? Apakah Didik Djibran atau Wulan Hadjar?
Pertanyaan itu mendapat jawaban Ibra, “kita lihat nanti. Yang pasti sudah waktunya duduk bersama, sebisanya sebelum jadwal musda akhir tahun ini,”
Pada closing statemen, Ibra berpesan, dunia saat ini sedang krisis. Indonesia dan Banggai harus lebih siap menghadapi kondisi global yang dimulai dengan mengakhiri dualisme. *
Discussion about this post