LUWUK— Petani sawit Kecamatan Batui merasa dikhianati Bupati dan DPRD Banggai, saat menggelar aksi demo di kantor DPRD Banggai, Selasa (05/07/2022).
Rasa kecewa itu muncul, setelah mereka menggelar aksi demo, termasuk bermalam pada pelataran kantor milik rakyat tersebut, namun Bupati dan kalangan legislator lalong tak menemui mereka.
Masyarakat dan Petani Sawit Batui Senin, (4/7/7) melakukan aksi menuntut diselesaikannya konflik agraria dengan PT. Sawindo Cemerlang.
Ironinya, aksi itu tidak membuahkan keputusan kongkrit dari DPRD. Bahkan tim pokja yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Banggai tidak memberikan solusi.
Sehingganya, kata Moh. Sugianto Adjadar, salah satu perwakilan masa aksi, mereka akan menunggu untuk melakukan audiensi langsung dengan Bupati Banggai pada hari ini, Selasa (5/7/7).
Akan tetapi yang terjadi justru beberapa oknum anggota legislatif hanya melewati masyarakat yang duduk di pelataran kantor DPRD tanpa menegur mereka.
Sikap yang sama ditunjukan Amirudin Tamoreka dan Ketua DPRD, Suprapto saat datang ke lokasi.
“Miris. Kami menyesalkan sikap Pemda dan anggota Dewan yang terkesan tidak memiliki hati nurani. Padahal yang ingin menemui mereka adalah rakyat yang memberikan suara sehingga mereka memperoleh kekuasaan,” sambung pria yang akrab disapa Gogo itu.
Terkait konflik agraria di Batui, lanjut Gogo, telah berlangsung selama 13 tahun dan tidak pernah mendapatkan bantuan penyelesaian oleh pemangku kepentingan yang diberikan amanat oleh undang-undang untuk berpihak kepada rakyat.
“Banyak ibu-ibu lansia yang pingsan karena kelelahan menunggu tetapi tidak ada satupun itikad baik mereka, walaupun hanya untuk bertemu dan berdialog dengan masa aksi,” sambungnya.
Sudah beberapakali petani Sawit Batui mengalami intimidasi oleh aparat penegak hukum ketika berkebun. Malah ada yang sampai dipidanakan atas tuduhan mencuri tanah sendiri. *
Discussion about this post