Ali Mustofa
LUWUK, luwuktimes.id— Fase La Nina merupakan peristiwa dimana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur mengalami penurunan. Dan dampaknya diperkirakan dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia hingga 40 persen. Peningkatan curah hujan tentu rawan memicu banjir.
Lantas bagaimana dampaknya dengan Kabupaten Banggai?
Kepala Stasiun BMKG Kabupaten Banggai, Ali Mustofa menjelaskan, fase La Nina tidak akan berdampak terlalu signifikan terhadap peningkatan curah hujan dan banjir di wilayah Kabupaten Banggai.
Hal tersebut karena adanya perbedaan tipe iklim di Indonesia, dimana terdapat tiga tipe, yakni munson, lokal dan ekuator.
Fase La Nina akan rawan memicu banjir di wilayah tipe munson, karena sedang dalam musim hujan. Sedang di Kabupaten Banggai yang bertipe lokal puncak musim hujannya telah terlewati di bulan Juni dan Juli.
“Rata-rata curah hujan bulanan Kabupaten Banggai di bulan Oktober, November, dan Desember umumnya rendah, sehingga adanya fase La Nina tidak akan memberikan banyak dampak terhadap curah hujan di Kabupaten Banggai,” kata Ali Mustofa kepada Luwuktimes.id belum lama ini.
Meski begitu sambung dia, kewaspadaan terhadap terjadinya banjir tetap perlu, terutama untuk pemukiman warga yang berada di daerah aliran sungai.
Sementara itu, mengenai temuan pergerakan sesar baru yang berada di perbatasan laut antara Kabupaten Tojo Unauna dan Kabupaten Banggai, Ali menjelaskan, hingga saat ini BMKG masih terus melakukan kajian untuk membuktikan sesar tersebut, apakah merupakan sesar baru ataupun terusan sesar Balantak, sehingga dampaknya terhadap Kabupaten Banggai juga belum dapat dipastikan.
Ali menghimbau, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa, dan tsunami kapan saja dapat terjadi, dan sulit dihindari. Namun, dampak kerugian akibat bencana tentu masih dapat diminimalisir, masyarakat penting untuk peduli dan belajar bagaimana cara mengevakuasi diri ketika terjadi bencana.
Selain itu sebelum membangun rumah atau tempat usaha ada baiknya memperhatikan kondisi alam sekitar dan kontur bangunan. Seperti menghindari membangun di daerah aliran sungai (DAS) serta membangun konstruksi bangunan yang tahan gempa. *
Reporter: Usman
Redaktur: Sofyan
Discussion about this post