Dalam beberapa hari kedepan sebagaimana yang di prediksi oleh Rocky Gerung dan Faesal Assegaf, Jokowi akan mengalami krisis kebathinan bahkan prustrasi politik.
Ada 2 kekecewaan politik Jokowi setelah tidak berkuasa.
Pertama, ia gagal meloloskan UU tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dimana Gubernur Jakarta yang mau nya Jokowi ditunjuk langsung oleh Presiden, tetapi hal ini ditolak DPR.
Kedua, gagalnya PSI ke senayan karena tidak mencapai parlemen threshold 4 %.
Kedua hal ini membuat Jokowi tidak mencapai ambisi politiknya.
Bila Gubernur Jakarta bisa di tunjuk oleh Presiden maka dapat diprediksi Bobby Nasution akan menjadi Gubernur DKJ.
Belum lagi adanya wacana menantu Jokowi Erina digadang menjadi calon Bupati Sleman, yang semakin mayakini publik bahwa dinasti Jokowi benar-benar nyata dan mendasar.
Jokowi Berharap Bisa Memegang Salah Satu Parpol
Harapan Jokowi bisa memegang Partai Golkar, tetapi hal itu sangat sulit di dapatkannya setelah ia tidak lagi menjadi Presiden.
Petinggi-petinggi Golkar dan seluruh anggotanya akan tidak ikhlas bila Golkar di ketuai oleh Jokowi yang bukan lagi Presiden (Jusuf kalla, 2024).
Menurut mantan wakil Presiden ke 10 dan 12 itu, adalah sangat sulit bagi Jokowi untuk memegang Ketua umum Golkar karena bertentangan dengan AD / ART partai Golkar.
Kalau Jokowi hanya mengandalkan Luhut dan Bahlil dalam memperjuangkan hal ini, tidak akan dapat mengalahkan kandidat-kandidat lainnya yang lebih mampu dan memenuhi sarat.
Petinggi-petinggi partai hanya memanfaatkan Jokowi saat berkuasa, dan setelah pengumuman KPU yang menetapkan Prabowo sebagai Presiden 2024 – 2029, maka ketua-ketua Partai seperti Air Langga Hartarto, Zulkifli Hasan, AHY dan lainnya akan lebih mendengar Prabowo dari pada mendengar Jokowi.
Menggaris bawahi apa yang dikatakan Rocky Gerung adalah benar-benar fakta dan kenyataan yang akan mengubur nasib politik Jokowi karena dosa-dosa nya terhadap PDI-P dan rakyat Indonesia.
Jokowi baru menyadari bahwa setelah tidak berkuasa lagi maka ia baru tau siapa sahabat dan teman-teman politik terbaik nya.
Politik di Indonesia, seperti gula dan semut. Roda berputar dunia bergulir, Tuhan pergulirkan kekuasaan ini, tidak ada yang abadi. Jangan menyembah pada kekuasaan (Das’at Latif: 2024). *
Discussion about this post