Ia menghimbau, hal ini perlu ada keseriusan. Karena semua pihak ingin pemilu kedepan apapun itu, akan berjalan demokrasi dan tertib regulasi.
Tujuannya adalah bagaimana mencegah transaksi dan bagaimana partisipasi pemilih bisa naik.
“Itu pointnya. Sehingga perilaku transaksional bisa dilawan, dan pemilu berjalan demokratis,” ucapnya.
Pada Pilkada tahun 2015 saja lanjut Zaidul, tingkat partisipasi pemilih Kabupaten Banggai mencapai 71 persen.
Begitu juga pilkada tahun 2020 mencapai angka 82 persen. Kalau pileg 2019 sebelumnya, angka partisipasi tembus 81 persen. Rata rata sebesar itu. Baik pileg memilih DPR RI, DPRD Sulteng dan DPRD Kabupaten Banggai.
“Kita tidak tahu pileg 2024 mendatang. Semoga saja bisa naik. Kuncinya peran semua pihak dalam memberikan pendidikan politik. Sehingga rakyat secara sadar bisa ke TPS ,” harapnya. *
Dapatkan informasi lainnya di googlenews, KLIK: Luwuk Times
Discussion about this post