LUWUK— Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Civitas Akademik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk, Farid Haluti menyebut pernyataan Ketua Komisi 1 DRPD Banggai Irwanto Kulap pada rapat Pansus DPRD Banggai merupakan pelecehan terhadap kampusnya.
Tudingan keras mantan Rektor Unismuh Luwuk itu pun melahirkan berbagai komentar.
Jika sebelumnya tenaga ahli Fraksi Partai Golkar DPRD Banggai dan akademisi Untika Luwuk berkomentar, kali ini giliran akademisi Unismuh Luwuk yang angkat bicara atas statemen berdinamika tersebut.
Wakil Rektor (WR) II Unismuh Luwuk, Nirwan Muh. Nur kepada Luwuk Times, Jumat (15/07/2022) mengatakan, pernyataan Farid Haluti itu penting dalam rangka sinyal sekaligus mengingatkan, baik kepada DPRD maupun Pemda Banggai, agar ada pemerataan dalam pelibatan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Banggai.
“Tanggapan Farid Haluti itu sebagai sinyal atau pesan baik ke DPRD maupun Pemda agar kedepan dalam berbagai pelibatan perguruan tinggi, supaya mendapat porsi yang sama,” kata Nirwan.
“Karena biar bagaimana pun Unismuh Luwuk sudah banyak memberikan kontribusi buat daerah ini. Sehingga pihak yang memiliki kebijakan dapat memposisikan hal yang setara terhadap Unismuh dan Untika, karena masing-masing sudah berbuat,” tambah Nirwan.
Pelecehan
Soal konteks tudingan bahwa ada sebuah pelecehan terhadap Unismuh Luwuk Nirwan memberi pendapatnya.
Mantan komisioner KPU Banggai ini mengatakan, kalau soal itu sudah menyangkut respon masing-masing, yang tentu saja berbeda beda.
“Kalau respon pak Farid dilatari perasaannya. Kalau saya mungkin tidak seperti itu,” ucapnya.
Terlepas dari itu Nirwan mengaku memberikan apresiasi kepada ketua BPH civitas akademik Unismuh Luwuk.
Karena itu bagian dari pesan sinyal kepada eksekutif dan legislatif terkait kesetaraan perguruan tinggi.
“Tapi kalau soal pelecehan bagi saya tidak sampai kesena. Karena kita tidak tahu apa yang menjadi latar belakang pernyataan Irwanto Kulap itu,” jelas Nirwan.
“Dan kalau itu sebuah pelecehan, maka kami kembalikan kepada ketua BPH kami. Tentu ada suasana psikologi mungkin yang ia rasakan. Cuma orang memiliki suasana psikologi yang berbeda,” tambah WR II Unismuh Luwuk. *
Discussion about this post