IKLAN

Olahraga

33 Racer dari 9 Kontingen akan Bertarung di Sirkuit Tugu Adipura Luwuk

575
×

33 Racer dari 9 Kontingen akan Bertarung di Sirkuit Tugu Adipura Luwuk

Sebarkan artikel ini
Salah satu racer terjatuh saat melintasi tikungan tajam tugu Adipura Luwuk, beberapa waktu lalu. (Foto: Sofyan Labolo)

“Almarhum Tarang punya jasa besar terhadap pengembangan sirkuit itu. Ia beberapa kali menjadi ketua panitia pelaksana balap motor. Kalau saya tidak keliru, 5 sampai 6 kali,” kata Romy.

“Termasuk pak Bali Mang dan almarhum Faisal Ibrahim juga pernah menjadi ketua panitia road race,” sambung Romy.

Tikungan Tajam

Romy yang juga Sekretaris MAC Luwuk mengaku, lebar jalan, panjang lintasan serta beberapa tikungan tajam, menginsipirasi sehingga menyulapnya menjadi sirkuit balap motor.

Lagi pula tambah Direktur Pelayanan PDAM Banggai ini, kala itu pengurus MAC yang didominasi anak Karaton dekat dengan almarhum Bupati Banggai H. Sudarto. Sehingga aspirasi cepat terakomodir.

“Apalagi saat itu belum ada anggaran membangun sirkuit permanen. Dengan begitu alternatifnya adalah ruas jalan protokol disulap menjadi Sirkuit yang bernama Tugu Adipura Luwuk,” kata Romy.

Ada beberapa hal unik pada Sirkuit Tugu Adipura Luwuk yang memiliki panjang lintasan sekitar 1,4 km ini. Dan itu menjadi bagian dari penjelasan Romy.

Baca:  59,395 Miliar untuk 129 Paket di Dinas PUPR Banggai

Pertama sudut tikungan Kantor Pos Luwuk. Kata Romy, setiap racer, utamanya kalangan pemula wajib konsentrasi penuh, saat melewati tikungan tajam ini. Jika lalai, maka tumpukkan karung menjadi sasaran pembalap tersebut.

“Tikungan Kantor Pos menjadi tantangan tersendiri, karena sebelumnya para pembalap adu kecepatan pada top spead atau jalur panjang,” kata Romy.

Kedua, lintasan yang berada pada bundaran Tugu Adipura Luwuk. Tikungannya kanan dan menanjak. Pada lintasan ini, sering para racer saling mendahului lawan.

“Biasanya para pembalap saling menyalip atau melambung. Karena disitu tempat melihat skil pembalap ketika mencuri peluang untuk bisa berada terdepan,” ucap Romy.

Ketiga, tikungan depan Bank Sulteng. Memang kata Romy, badan jalannya cukup lebar, sehingga para pembalap lebih mempertontonkan keahlian mereka di atas kuda Jepang.

Akan tetapi, pada lintasan ini para racer juga harus ekstra hati-hati. Karena terkadang pembalap lupa bahwa bahaya sedang mengintai.

Baca:  Tak Hanya Prestasi, Peningkatan SDM Jadi Prioritas

Menonton dari Pohon

Memang kata Romy lagi, spesifikasi sirkuit non permanen ini, tidaklah seberapa. Namun satu lagi keunikan Sirkuit Tugu Adipura Luwuk, yakni para racer bisa berinteraksi dengan para panonton.

Artinya perjelas Romy, penonton bisa menikmati laga balap motor dari trotoar, bahkan bisa pula menonton road race dari atas pohon.

“Panggona tempat penonton sudah ada. Kalau Adipura menonton dari pohon dan trotoar juga bisa. Itu hebatnya sirkuit Tugu Adipura. Para racer Sulawesi suka sekali dengan sirkuit ini,” ucap Romy.

Sebelum menutup penjelasan tentang Sirkuit Tugu Adipura, mantan pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Banggai ini juga mengabarkan bahwa kedepan daerah ini sudah akan memiliki sirkuit balap motor permanen.

“Saat pak Bali Mang sebagai Ketua DPRD Banggai sudah teranggarkan untuk membeli lahan yang berada di Desa Bunga Kecamatan Luwuk Utara. Semoga pada kepemimpinan Bupati Amirudin ini, pembangunan sirkuit balap motor permanen terealisasikan,” ucap Romy. *

error: Content is protected !!