Itu karena, dua karateka Inkanas Banggai bersama daerah lainnya, sudah harus bergabung lebih cepat pada tim PB Inknas.
Tujuannya untuk pemantapan persiapan, kekompakkan tim sekaligus melaksanakan training center (TC) atau latihan bersama, selama sepekan sebelum kejuaraan berlangsung.
Tolak Ukur
Apa yang menjadi tolak ukur PB Inkanas Pusat sehingga melegitimasi kedua atlet muda karate Inkanas Banggai itu?
Alan yang merupakan atlet karate peraih medali perak kelas Kumite putra -55 kg pada PON ke 19 di Jawa Barat tahun 2016 ini kembali memberi penjelasan.
Baca juga: 9 Desember, Bupati Banggai Amirudin Rombak Kabinet
Kedua atlet itu masuk dalam tim PB Inkanas, karena berdasarkan evaluasi prestasi sebelumnya.
Kedua karateka ini adalah peraih medali pada Kejurnas sebelumnya, yaitu piala Panglima. Medali perak atas nama Miftah Fauzan dan peraih perunggu atas nama Arya Rizky.
“Tolak ukurnya jelas, yakni prestasi nasional FORKI,” kata Alan.
Kegiatan selama 3 hari itu tambah Alan merupakan ajang evaluasi dan seleksi nasional FORKI pusat, dalam menghadapi Kejuaraan Asia Karate Federation mendatang.
Selain itu, bagi FORKI Banggai ini bagian dari tryout atlet dalam menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) se Sulteng tahun depan.
Dua pesan Alan. Pertama, semoga Miftah dan Arya bisa ambil bagian ikut serta pada ajang kalender tetap FORKI pusat ini.
Kedua, kedepan perlu adanya ketambahan atlet dari FORKI Banggai, untuk ikut serta pada kegiatan, utamanya para karateka yang dipersiapkan menuju Porprov 2022, yang juga sudah siap telah menjalani latihan jangka panjang. *
Baca juga: Pertina Banggai Seleksi 24 Petinju untuk Enam Kelas
