Dr. Syarif Makmur, M.Si
SAHABAT selalu ada untuk kita. Ketika kita punya masalah dan bahkan seorang sahabat sering memberi saran bodoh dan gila hanya untuk kita dapat tertawa.
Sahabat adalah orang yang ikhlas dan rela kita isengin. Orang yang selalu tertawa bila kita kata-katain. Ia dapat rela menerima bila kita menyusahkannya karena hati mereka murni seirama dengan hati nurani kita.
Jika sahabatmu sering menegur atau mengingatkanmu akan kebenaran dan kebaikan, sebenarnya ia ingin kita bersahabat dengannya bukan hanya di dunia tetapi hingga di akhirat.
Berhati-hati lah dalam memilih sahabat. Karena hal itu membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Sahabat yang asli dan sahabat yang palsu akan ditentukan dengan perjalanan waktu.
Ketika kita sukses dan berhasil, maka akan ada seribu sahabat yang bertepuk tangan. Tetapi sebaliknya bila kita jatuh dan gagal, maka tidak lebih dari seorang yang mengulurkan tangan.
Oleh karena itu, mengukur sahabat yang asli dan sahabat yang setia janganlah diukur pada saat kita dalam posisi puncak yang berhasil dan sukses. Tetapi ukurlah pada saat kita terpuruk dan jatuh.
Jauh lebih baik, seorang yang hadir dan mengulurkan tangan disaat kita jatuh, dari pada seribu orang bertepuk tangan disaat kita sukses dan berhasil.
Berhati-hatilah memilih sahabat. Ada orang yang dapat baik agama nya karena sahabatnya. Ada orang yang dapat masuk surga, karena sahabatnya.
Tetapi sebaliknya, tidak sedikit orang yang rusak agamanya karena sahabat. Dan banyak orang menyesal di neraka karena sahabatnya.
Kata khalifah Ali Bin Abi Thalib “manusia yang paling lemah adalah yang tidak mampu mencari sahabat. Tetapi yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.
Sahabat sejati itu adalah sahabat yang kita dapat memperoleh kebaikan dan manfaat darinya.
Oleh karenanya bila kita bersahabat dengan seseorang tetapi tidak ada satupun kebaikan dan manfaat yang kita dapatkan darinya, maka dapat dibenarkan untuk kita tinggalkan secara fisik. Tetapi hubungan kemanusiaan dan persahabatan tetap selalu terjalin sekalipun tidak pernah bertemu.
Ada 3 ciri manusia yang dapat dijadikan sahabat:
1). Mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, baik terkait agama dan urusan dunia.
2). Memberikan informasi yang baik tentang agama dan urusan dunia, dan
3). Terbukti suka berbuat baik kepada kita dan juga orang lain.
Janganlah menceritakan derita hidupmu kepada semua orang. Kecuali kepada sahabat setiamu.
Dari 10 orang yang kamu ceritakan derita dan sengsaramu, maka ada 8 orang yang akan menertawakan dan bergembira dengan dukamu. Tetapi hanya 2 orang yang benar-benar prihatin dengan derita dan dukamu.
Kita bangga dan merasa terhormat menjadi orang penting. Tetapi masih lebih baik menjadi orang baik. Dan yang lebih baik lagi, kita dapat menjadi orang penting yang baik (Joko Widodo, Presiden RI).
Halaman sebelah
Discussion about this post