Gandeng Unsultra Kendari, Brida Banggai Bikin Seminar Awal Implementasi Teknologi PEGAR

oleh -463 Dilihat
oleh
Dari kiri Ketua Tim Tenaga Ahli Irwan Lakawa yang juga Dekan Fakultas Teknik Unsultra Kendari, Bupati Banggai H. Amirudin dan Kepala Brida Kabupaten Banggai, Andi Nur Syamsi Amir. (Foto DKISP Banggai untuk Luwuk Times)

Banggai, Luwuk Times— Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Banggai menggelar seminar awal implementasi teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR), Senin (16/6/2025).

Pada seminar awal yang turut hadir Bupati Banggai H. Amirudin itu, Brida Kabupaten Banggai menggandeng Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) Kendari.

Hadir pula ketua tim Tenaga Ahli Dr. Ir. Irwan Lakawa, ST., M.Si., IPM, ASEAN.,Eng. Ia adalah Dekan Fakultas Teknik Unsultra Kendari.

Dalam seminar awal itu terungkap bahwa Kebupaten Banggai memiliki garis pantai sepanjang 613 KM.

Hal ini menjadikan Kabupaten Banggai kaya akan potensi pesisir. Namun sekaligus rentan akan ancaman abrasi dan kerusakan lingkungan.

Abrasi pantai terus mengancam ekositem pesisir dan keberlanjutan kehidupan masyarakat yang menggantungkan hidup pada laut dan sumber daya pesisir.

Pendekatan Ilmiah

Dalam sambutannya Bupati Banggai Amirudin menyampaikan, Kabupaten Banggai mendapat anugerah kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Antara lain sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan energi.

“Namun, tantangan kami adalah begaimana mengelola semua ini dengan pendekatan yang ilmiah, agar seluruh masyarakat Kabupaten Banggai dapat merasakannya,” ujar Bupati Banggai.

Kehadiran teknologi yang berbasis riset lanjut Amirudin, menjadi bukti komitmen untuk mengedepankan solusi yang mengacu pada pengetahuan dan teknologi dalam tata kelola lingkungan pesisir.

Kepala Brida Kabupaten Banggai, Andi Nur Syamsi Amir, S.STP., M.Si menyampaikan, teknologi ini telah terbukti mampu mengurangi energi gelombang.

Bahkan memungkinkan pengendapan sedimen secara alami mendukung rehabilitasi mangrove dan terumbu karang. Dan yang paling penting berkelanjutan secara ekologis.

“Kami juga telah menetapkan lokasi kajian awal ini adalah pantai Kilolima, Kecamatan Luwuk Selatan. Lokasi ini kami pilih karena mengalami tekanan abrasi yang signifikan. Namun juga memiliki potensi untuk pemulihan pesisir pantai secara alami,” kata Andi Nur Syamsi.

Bupati Banggai lalu membuka kegiatan Seminar Awal ini dengan resmi. Dan Ia berharap akan lahir rekomendasi yang aplikatif dan tepat guna untuk selanjutnya diterapkan pada wilayah pesisir Kabupaten Banggai.

Seminar berawal dengan pemaparan Tim Ahli dari Universitas Sulawesi Tenggara Kendari. Bupati dan pejabat dari OPD terkait menyimak dengan seksama.

Untuk penelitian awal ditetapkan sepanjang 750 meter garis pantai Kilolima sekaligus rencana survey untuk pembuatan PEGAR. *

**) Ikuti berita-berita Luwuk Times lainnya di Google News

**) Update artikel kami di Google News dan WhatsApp Channel