DKISP Kabupaten Banggai

Banggai

Gebrakan Dinas Perikanan Banggai untuk Program Satu Juta Satu Pekarangan

448
×

Gebrakan Dinas Perikanan Banggai untuk Program Satu Juta Satu Pekarangan

Sebarkan artikel ini
Plt Kepala Dinas Perikanan Banggai Rusdi Rahmat saat meninjau perkembangan ikan lele yang dibudidayakan oleh warga penerima bantuan. (Foto: DKISP Kabupaten Banggai)

Luwuk Times — Untuk memastikan program Satu Juta Satu Pekarangan sektor perikanan berjalan sesuai target, Dinas Perikanan Kabupaten Banggai meninjau langsung perkembangan ikan lele yang dibudidayakan oleh warga penerima bantuan. Peninjauan dilakukan pada sejumlah desa di Kecamatan Kintom dan Toili, Kamis (2/2).

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan Banggai Rusdi Rahmat bersama staf dan penyuluh perikanan setempat mengecek kondisi kolam dan ikan, serta memberikan penyuluhan terkait perawatannya.

Saat ditemui di lokasi peninjauan yang terletak Desa Dimpalon, Kecamatan Kintom, Rusdi mengatakan, akhir Desember 2022 lalu, pihaknya telah menyerahkan rata-rata 1.250 benih lele per warga untuk 80 warga penerima bantuan. Mereka tersebar di 14 kecamatan se Kabupaten Banggai.

Sarana berupa kolam penampung, pompa air, pakan dan probiotik, juga termasuk dalam paket bantuan tersebut.

“Penerima dari Satu Juta Satu Pekarangan (sektor perikanan) ini adalah warga yang terdata dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial. Untuk tahun ini, sebanyak 80 orang yang menerima bantuan Satu Juta Satu pekarangan,” ujar Rusdi.

Baca:  Kasus Covid-19 di Banggai Melandai? Ini Jawaban Kadinkes

Dari 1.250 benih yang disebar, Rusdi mengestimasi, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih lele bisa menyentuh angka 75 persen. Dengan begitu, setiap pembudi daya dapat memanen sebanyak 900-an ekor lele dalam jangka 3 bulan pemeliharaan.

“Kalau kita asumsikan 6-7 ekor per kilogram, ini berarti dalam jumlah populasi yang ada tersebut, maka hasil yang diperoleh dari budi daya ini kurang lebih 150-an kg. Dengan asumsi harga per kg. Misalkan Rp 30 ribu, maka bisa didapat sekitar Rp 4,5 juta per orang,” ujarnya.

Terkait pemasaran hasil budi daya lele, disamping untuk memenuhi kebutuhan di Banggai, kata Rusdi, sudah ada permintaan dari luar daerah seperti Kabupaten Morowali.

Oleh karena itu Rusdi berharap, selain memenuhi kebutuhan gizi yang berdampak pada penurunan angka stunting di Banggai, program tersebut juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat penerima bantuan.

Baca:  Wartawan Banggai Buka Puasa Bersama di Sekretariat PWI

Dampak Inflasi

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Banggai, Aonurofiq menjelaskan, selain Satu Juta Satu Pekarangan, bantuan benih ikan lele juga diberikan kepada pembudi daya yang terkena dampak inflasi.

“Kalau untuk penanganan dampak inflasi, targetnya ke pembudi daya yang usahanya terdampak inflasi. Dari awal mereka memang pembudi daya. Untuk Satu Juta Satu Pekarangan, fokusnya ke masyarakat miskin, makanya penerimanya adalah pembudi daya pemula,” ujar Aonurofiq.

Selain Kecamatan Kintom, tim dari Dinas Perikanan Banggai juga meninjau perkembangan budi daya lele di Desa Tohiti Sari dan Desa Sindang Sari, Kecamatan Toili.

Saat ini program ungggulan Satu Juta Satu Pekarangan sektor perikanan berupa bantuan benih lele telah menjangkau masyarakat di Kecamatan Toili, Kintom, Lamala, Luwuk Timur, Toili Barat, Moilong, Simpang Raya, Nuhon, Masama, Luwuk Utara, Bualemo, Balantak, dan Kecamatan Bunta. *

Tim Liputan DKISP Kabupaten Banggai

error: Content is protected !!