IKLAN

Banggai

Jadi Narsum AJP 2023, Achmad Setiadi Paparkan 6 PPM PT. Pertamina EP Donggi Matindok Field

291
×

Jadi Narsum AJP 2023, Achmad Setiadi Paparkan 6 PPM PT. Pertamina EP Donggi Matindok Field

Sebarkan artikel ini
Penulis: Naser Kantu
Senior Officer CommRels & CID PT. Pertamina EP Donggi Matindok Filed Achmad Setiadi menjadi Nara Sumber pada Media Briefing AJP 2023, Rabu (18/10/2023). (Foto : IST)

LUWUK TIMES – Senior Officer CommRels & CID Zona 13 PT. Pertamina EP Donggi Matindok Field, Achmad Setiadi tampil sebagai Nara Sumber pada gelaran Media Briefing Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023 Teritorial Sulawesi, Rabu (18/10/2023) di Makassar.

Dalam pemaparannya, Achmad menjelaskan sebanyak 6 Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dilaksanakan Pertamina EP DMF di Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan.

Sebelumnya, dia juga menjelaskan gambaran umum company profil Pertamina EP DMF sebagai satu dari 2 KKKS yang ditugaskan SKK Migas Kalsul untuk mengelola Migas di Kabupaten Banggai.

Baca:  Perkuat Sinergi Penanganan dan Antisipasi Bencana, Pertamina EP Donggi Matindok Field Jalin Silaturahmi bersama BPBD dan BASARNAS Kabupaten Banggai

6 PPM yang disebutkan Achmad, adalah Kokolomboi Lestari, Maggoganik, Coral Project, Pengembangan UMKM, Bencana Alam, dan Kesehatan.

Kokolomboi Lestari merupakan PPM yang ditujukan untuk pengembangan Kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan Program Kampung Iklim.

Lokasi PPM ini, berada di Dusun Kokolomboi, Desa Leme-Leme Darat, Kabupaten Banggai Kepulauan.

Melalui program ini, Pertamina EP DMF bersama masyarakat dan pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan, berfokus untuk menjaga Keanekaragaman Hayati.

Dimana, terdapat 2 satwa endemik yang hidup di Kawasan Konservasi Kokolomboi.

“Tarsius Pelengensis jenis primata nokturnal dan Gagak Banggai,” ucap Achmad.

Baca:  Awal Tahun 4.566 Warga Banggai Terima Sertifikat Tanah

Dalam proses menjaga Kawasan Konservasi Kokolomboi, masyarakat diberdayakan oleh Pertamina EP DMF melalui perbaikan ekosistem yang menjadi rantai makanan bagi 2 satwa endemik tersebut.

Selain itu, masyarakat juga diajarkan tentang budidaya madu dahan dan batu.

“Dari pemberdayaan ini, masyarakat meninggalkan cara tradisional memanen madu batu ditebing bebatuan, sehingga kecelakaan kerja saat memanjat tebing bisa diminimalisir,” ujarnya.

Dari aspek ekonomi, penjualan madu dari budidaya madu dahan dan madu batu mampu memerikan nilai dan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar. *

error: Content is protected !!