BANGKEP— Proyek rekonstruksi jalan, ruas jalan Kautu – Palam, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun anggaran 2024, diprediksi penyelesaiannya akan molor alias terlambat.
Selang tiga bulan berjalan sejak kontrak ditanda tangani pada 13 Mei 2024, pengerjaan rekonstruksi jalan long segmen Kautu – Palam, yang ditangani PT Antarnusa Karyatama Mandiri, progresnya baru sekitar 10 persen.
Proyek rekonstruksi jalan long segmen, ruas Kautu – Palam, dengan nomor kontrak 620/114/KONT./BM – DAK/PUPR/2024. Nilai kontraknya sebesar Rp.17.721.592.000 untuk membenahi jalan Kautu – Palam, sepanjang 5 kilometer. Sedang waktu pelaksanaan selama 204 hari kalender.
Pihak kontraktor pelaksana PT Antarnusa Karyatama Mandiri yang menangani pekerjaan rekonstruksi jalan long segmen Kautu – Palam, yang ditemui Luwuk Times di Salakan, tidak berada di tempat.
“Bos tidak ada. Beliau ada di luar kota dan jarang datang ke sini”, ujar salah seorang karyawan.
Dari pantauan wartawan di lapangan, alat-alat berat ekskavator, grader belum nampak di lokasi kegiatan.
Belum terlihat adanya kesibukan yang berarti padahal kontrak sudah berjalan 3 bulan.
Demikian halnya di kantor direksi keet, kondisinya lengang dan sepi.
Tidak terlihat kesibukan, lazimnya saat sebuah perusahaan menangani proyek besar yang anggaranya mencapai belasan miliar.
Hasil konfirmasi dengan Zainal Mudin, pengawas dari kontraktor pelaksana, terkait keterlambatan?
Pengawas dari kontraktor pelaksana Zainal Mudin yang dikonfirmasi mengaku ia tidak turun mengurusi tugas di lapangan.
Namun demikian ia akan berkordinasi dengan pelaksana di lapangan.
“Nanti saya koordinasi dengan pelaksana lapangan”, jawab Zainal.
PPK PUPR Bangkep
Sementara itu, Pejabat pembuat komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bangkep, Achmad Arba, saat dikonfirmasi terkait minimnya bobot pekerjaan untuk paket rekonstruksi jalan long segmen ruas Kautu – Palam tidak menampik dengan keterlambatan.
Menurut Achmad Arba, dari hitungan petugas lapangan, hingga Minggu ketiga Agustus, baru mencapai 11 persen.
Harusnya progres pekerjaan di akhir Agustus sudah dikisaran 30 persen. Paling tidak 20 persen lapangan sudah jadi agar deviasi minusnya tidak terlalu besar jelas PPK DAK Bangkep tahun 2024.
Disinggung sebab keterlambatan, Achmad Arba menjelaskan, penyebab utama adalah keliru dalam perhitungan mobilisasi alat.
“Bangkep ini daerah kepulauan. Harusnya mobilisasi alat berat harus jadi prioritas dan disegerakan. Kalau harus antri di pelabuhan, tentu alat berat akan terlambat. Karena yang akan didahulukan adalah kebutuhan bahan pokok”, terang Achmad Arba.
Untuk mengejar progres pekerjaan yang tertinggal. Solusinya menurut PPK DAK Bangkep ini adalah.
Kontraktor harus menambah dum truck, menambah jam kerja. Mobilisasi alat lengkap ekskavator, grader, pemadat disegerakan agar pekerjaan tanah cepat terselesaikan. Waktu kerja harus tepat waktu.
Kesiapan peralatan pengaspalan harus sudah stand by dan alat harus sehat.
Material semen, batu, bahan aspal harus on site, sesuai kebutuhan lapangan.
Ketersediaan BBM dan manajemen lapangan harus disiplin didukung degan evaluasi harian harus baik.
“Cuma dengan cara ini kita bisa mengejar ketertinggalan, dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dangan kualitas pekerjaan yang baik,” jelas Achmad Arba mengunci keteranganya. *
Penulis Setiyo Utomo
Discussion about this post