IKLAN
Kolom Syarif

Ancaman Baru Kehidupan di Era Revolusi Industri 4.0

749
×

Ancaman Baru Kehidupan di Era Revolusi Industri 4.0

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si

MUNGKIN kita kerap mendengar dan menerima begitu saja bahwa sekarang adalah era industri 4.0 (era teknologi generasi ke 4) yang ditandai dengan kemudahan dalam berkomunikasi dan akses informasi secara digital. Namun, kita jarang bertanya seperti apa era industri sebelumnya dan apa perubahan sosial yang telah dibawanya.

Resah, renggut dan rusak adalah produk dari sistem yang mengandalkan kecepatan dari pada proses. Anak-anak muda tidak mengenal lagi urut kacang dan proses yang terpenting adalah hasil.

Keluhan, keresahan, kesulitan & keuangan merupakan problem terbesar manusia Indonesia hampir setiap waktu. Setiap bertemu pasti mengeluh. Setiap bertemu pasti resah.

Setiap bertemu pasti ada saja kesulitan, dan yang terakhir setiap bertemu selalu masalah keuangan yang jadi problem utama. Sebuah fenomena yang mengarah pada keuagan yang maha kuasa.

Jangan pernah menjelaskan dirimu kepada orang lain atau siapapun, karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak menyukai itu. Berpikirlah positif seberapa besarpun tingkat kesulitanmu.

Ada orang yang bertanya kepada Ali Bin Abu Thalib, berapa banyak sahabatmu ya Ali? Saya melihat banyak sekali. Ali Bin Abu Thalib menjawab: nanti aku hitung jumlahnya setelah aku mendapat kesulitan. 

Baca:  Kualitas Birokrasi dan Kualitas Demokrasi tidak Berbanding Lurus

Jika engkau ingin tenang hidupmu: jangan bicarakan hartamu kepada orang miskin. Jangan bicarakan kesehatanmu kepada orang sakit. Jangan bicarakan kekuatanmu kepada yang lemah. Jangan bicarakan kebahagianmu kepada oarang yang sedih.

Jangan bicarakan kebebasan hidupmu untuk berbuat apa saja kepada orang dalam penjara (tahanan). Jangan bicarakan banyaknya anakmu kepada orang yang tidak memiliki anak.

Jangan bicarakan kedua orang tuamu kepada anak yatim piatu, dan seterusnya. Itu karena mereka sudah cukup terluka dengan kesedihan, kecemasan, keresahan dan kegelisahan.

Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan didalam kesempatan, sebaliknya orang yang optimis selalu melihat kesempatan disetiap kesulitan, karena baginya setiap kesulitan pasti ada banyak kemudahan.

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tetapi ketakutan lah yang membuat kita sulit.

Aku sudah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit adalah berharap & bergantung pada manusia.

Baca:  Ontologi Pasang Surut

Ingat lah!!! segala bentuk kejahatan dan kedzaliman di era saat ini akan selalu ada hingga puluhan bahkan ratusan tahun kedepan, bila orang-orang baik hanya berdiam diri dan tak melakukan apa-apa.

Ketika kamu ikhlas menerima semua kekecewaan hidup, maka Allah akan membayar tuntas semua kekecewaan dengan beribu-ribu kebaikan.

Belajar lah untuk mengerti bahwa segala sesuatu yang baik untukmu tidak akan Allah izinkan pergi kecuali akan diganti dengan yang lebih baik lagi.

Sebagaimana halnya seorang wanita. Ia mampu dan sanggup menyembunyikan cinta nya selama 40 empat puluh tahun, tetapi sangat sulit menyembunyikan cemburu nya walau hanya sesaat. 

Banyak wanita mengkhawatirkan kapan ia bisa menikah, tetapi yang benar adalah dengan siapa ia nanti akan menikah.

Wanita yang baik pasti Allah pertemukan dengan laki-laki yang baik. Jangan pernah mencemaskan dan mengkhawatirkan masa depan, karena masa depan itu di tangan Allah.

Baca juga: Memaknai Sosiologi Idul Adha, Perang Terhadap Potensi Sifat Kebinatangan

error: Content is protected !!