IKLAN

Opini

Biaya Pendidikan, Tanggung Jawab Siapa?

680
×

Biaya Pendidikan, Tanggung Jawab Siapa?

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ir. Rizal Panrelly, Msi

PEMBUKAAN UUD 1945 pada alinea ke empat tertulis: Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, sehingga Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas negara Indonesia yang telah di ikrarkan sejak tahun 1945.

Pasal 31 ayat 4 berbunyi: 4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.****).

Pembiayaan Sektor Pendidikan yakni:

  1. Pembangunan Gedung sekolah Sekolah Dasar
  2. Pembangunan Gedung Sekolah Menengah Pertama dan sederajat
  3. Pembangunan Gedung Sekolah Menangah Atas dan sederajat
  4. Pembangunan Gedung Sekolah Kampus / universitas
  5. Gaji untuk para guru dan dosen
  6. Peningkatan kualitas sumber Daya Manusia tenaga pendidik (guru dan dosen)
  7. Biaya operasional sekolah dan kampus
  8. Biaya pendaftaran masuk sekolah dan perguruan tinggi
  9. Biaya SPP sekolah dan perguruan tinggi.

Dari 9 point yang di sampaikan, menjadi beban keluarga adalah nomor (8) biaya pendaftaran masuk sekolah dan perguruan tinggi serta (9) biaya SPP sekolah dan Perguruan Tinggi.

Untuk point 1 – 7 adalah tugas dan tanggung jawab serta kewenangan pemerintah yang dituangkan dalam APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab Kota.

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia tidak sebanding dengan pertumbuhan Pembangunan infrastruktur Gedung ruang belajar sekolah / perguruan tinggi.

Sektor Pendidikan adalah tanggung jawab Negara baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, sehingga setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan masa belajar di sekolah (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi) tanpa di bayangi / di hantui kecemasan dan ketakutan akan biaya pendidikan yang saat ini semakin mahal dan setiap tahun naik, seiring naiknya harga bahan pokok.

Sering di jumpai di lingkungan masyarakat, anak usia sekolah yang tidak dapat menikmati ceriahnya dan bahagianya memakai pakaian seragam sekolah disebabkan ketidakmampuan kepala rumah tangga membiayai anak anaknya untuk membayar biaya pendaftaran masuk sekolah ataupun masuk perguruan tinggi.

Teman sebaya dan sepermainan di lingkungan masyarakat dengan suka cita dan penuh tawa di bibir mereka melangkah dengan pasti menikmati indahnya dunia Pendidikan, tapi di sudut rumah lainnya ada anak menatap sedih melihat teman sebayanya melangkah ceria ke sekolah.

Inilah fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan tanpa di sadari masih ada anak anak Indonesia yang tidak dapat menikmati dunia Pendidikan. Pertanyaan. Apakah Indonesia telah Merdeka dalam dunia Pendidikan?

Baca:  Skenario Mempertahankan Kekuasaan

Dunia Pendidikan bukan Investasi ekonomi akan tetapi Dunia Pendidikan adalah titik tumbuh Pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang wajib dan menjadi tanggung jawab negara Republik Indonesia.

Kualitas dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia pada tahun 2040 – 2050 sangat di tentukan oleh dunia Pendidikan pada tahun 2024.

Indonesia tidak dapat berharap banyak pada generasi muda di tahun 2040 – 2050 jika pada tahun 2024 tidak di fokuskan pada Pembangunan sektor Pendidikan.

Mengapa penulis mengangkat generasi muda tahun 2040 – 2050, di sebabkan pada tahun 2045 adalah 100 Tahun Indonesia Merdeka (1945 – 2045).

Apakah Generasi muda Indonesia pada tahun 2040 – 2050 menjadi CEO pada sektor industri yang menggerakkan perekonomian dunia, menjadi generasi siap pakai dan tangguh, seperti halnya warga negara India yang memegang peran sebagai CEO dihampir semua Industri Ekonomi dunia yang tersebar di semua negara.

Ataukah, generasi muda Indonesia Tahun 2040 – 2050 hanya akan menjadi penonton di dalam negaranya sendiri.

Dunia Pendidikan bukan merupakan investasi padat modal kerja yang dalam takaran dan hitungan ekonomi, harus memberikan nilai tambah feedback penambahan pendapatan negara.

Dunia Pendidikan adalah bagaimana negara hadir dan turut serta menancapkan titik tumbuh peletakkan / pembentukan kuantitas dan kualitas generasi muda pada tahun 2040 – 2050.

Ruang berpikir anak anak didik yang bersekolah di pulau jawa adalah bagaimana dapat menerobos perkuliahan di dalam negeri pada kampus kampus yang ternama dan terbaik, seperti UI, ITB, IPB, UNDIP, Unibraw, Airlangga dan kampus di luar negeri.

Kualitas Pendidikan anak didik di pulau jawa sangat dipersiapkan oleh sekolah dan tenaga pendidik. Anak didik di bekali ilmu pengetahuan yang memadai dan diberikan tanggung jawab, ruang berpikir serta kepercayaan diri yang kuat untuk bersaing di dunia luar.

Adanya kerjasama yang baik antara Lembaga Pendidikan, orang tua murid dan kebijakan pemerintah provinsi menjadikan anak murid di pulau jawa sangat siap untuk bersaing dan menerobos dunia Pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Namun demikian, persentase anak anak Indonesia yang mampu mengikuti perkuliahan di Universitas ternama dunia persentase sangat sedikit di bandingkan dengan anak didik negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Korea, China dan Jepang yang mampu berkiprah di dunia Pendidikan internasional.

Baca:  Jalan Menurun Jurnalisme Kita (Bagian 2)

Sebut saja Universitas MIT, Harvard Amerika serikat, anak didik asal Indonesia hanya mampu menerobos 2 orang setiap tahunnnya. Sangat jauh dengan anak didik berasal dari negara asia lainnya.

Kebijakan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten / kota pada sektor Pendidikan akan sangat di butuhkan dalam rangka menciptakan generasi generasi muda yang tangguh pada tahun 2040 – 2050.

Terbukanya akses Informasi beasiswa yang di tawarkan oleh pendonor menjadi peluang anak anak siswa di pulau jawa meraih Pendidikan yang terbaik dengan pembiayaan Pendidikan yang di tanggung oleh pendonor.

Begitu mudahnya akses dan informasi yang di dapatkan serta didukung dengan kematangan dan bekal pendidikan yang siap sehingga anak didik mempunyai keberanian untuk menerobos dan mengejar dunia Pendidikan pada kampus kampus terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Namun lain halnya dengan daerah di luar Kawasan pulau jawa dan sekitarnya. Permasalahan anak didik di diluar pulau Jawa adalah :

1). Keterbatasan akses informasi untuk masuk ke perguruan tinggi yang terbaik,

2). Minimnya persiapan sekolah membekali anak didiknya agar dapat masuk ke perguruan tinggi terbaik

3). Kurangnya bimbingan dari tenaga pengajar tentang cara dan metode meraih pendidikan di kampus yang terbaik,

4). Minimnya program sekolah dalam mempersiapkan anak didik meraih jalur beasiswa pendidikan baik dalam negeri maupun di luar negeri.

Fenomena ini yang harus di terobos dunia Pendidikan luar pulau jawa untuk mempersiapkan anak didik menjadi Generasi Muda Tangguh yang siap pakai pada tahun 2040 – 2050.

Kabupaten Banggai dengan sumber daya alam yang sangat handal terasa sangat pantas jika pemerintah Kabupaten Banggai memberikan perhatian yang sangat besar pada dunia Pendidikan.

Tidak semua warga masyarakat Kabupaten Banggai mempunyai pendapatan lebih untuk menyekolahkan anak anaknya di luar Kabupaten Banggai.

Sebut saja Pendidikan di pulau jawa, baik tataran Sekolah menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan kuliah di kampus ternama di Pulau Jawa.

Berlatar belakang yang telah di uraikan diatas, peletakkan titik tumbuh dasar Pendidikan di Kabupaten Banggai merupakan penentu pembentukan kuantitas dan kualitas generasi muda Kabupaten Banggai pada tahun 2040 – 2050, dalam upaya mensejajarkan kualitas sumber manusia generasi muda Kabupaten Banggai dengan daerah lainnya khususnya generasi muda yang berasal dari pulau jawa sebagai Parameter Indikator.

error: Content is protected !!