BANGGAI – Diskusi yang diselenggarakan oleh jaringan Suaramuda pada Rabu (7/8/2024) bertempat di kafe daeng mangge Luwuk berlangsung seru, meskipun cuaca sedang hujan.
Diskusi yang mengambil tema “Ragam polemik agraria dan urgensi kebijakan publik berkeadilan: muda bersuara” ini menghadirkan tiga pembicara
Mereka adalah Ade Putra seorang akademisi Unismuh Luwuk, Supriadi Lawani dari Banggai bergerak dan Afandi perwakilan mahasiswa.
Dalam diskusi yang berlangsung khidmat itu ada satu gagasan yang pantas menjadi sorotan.
Gagasan ini diungkapkan Supriadi Lawani saat membacakan materinya, yaitu pembentukan Tim penyelesaian konflik agraria skala daerah.
“Saya kira tim penyelesaian konflik agraria seperti yang dikerjakan oleh pemerintah pusat juga wajib dibentuk di daerah, ini penting untuk menyelesaikan konflik yang sudah ada dan untuk antisipasi jika konflik dikemudian hari terjadi,” kata mantan aktivis mahasiswa ini.
Selanjutnya Budi demikian dia biasa dipanggil mengatakan, pentingnya tim penyelesaian konflik ini dibuat, karena Sulawesi Tengah dan juga Banggai kedepannya adalah sasaran investasi berbasis industri ekstraktif.
“Kita tahu kan Sulteng dan juga Banggai ini adalah tujuan investasi khususnya industri ekstraktif, eskalasi konflik pasti akan terus naik jika ini terjadi. Makanya pembentukan tim penyelesaian konflik agraria skala lokal saya kira perlu dikerjakan oleh pemerintah selanjutnya,” kata Budi.
Di akhir pemaparannya Budi mengapresiasi acara diskusi publik yang dilaksanakan oleh suaramuda ini.
“Diskusi seperti ini harus sering dilakukan agar narasi kerakyatan bisa terus hadir dalam percakapan publik,” tutupnya. *
Discussion about this post