DKISP Kabupaten Banggai

Parpol

Duet dengan Bupati Banggai Amirudin di Pilgub, Wali Kota Palu: Tidak Boleh Kajuru-juru

3533
×

Duet dengan Bupati Banggai Amirudin di Pilgub, Wali Kota Palu: Tidak Boleh Kajuru-juru

Sebarkan artikel ini
Editor: Sofyan Labolo Sumber Berita
Hadianto Rasyid saat diwawancara sejumlah wartawan di masjid Agung Annur Luwuk, Jumat (19/05/2023). (Foto: Sofyan Labolo)

LUWUK TIMES – Beberapa hari belakangan, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dan Bupati Banggai Amirudin melaksanakan aktivitas secara bersama-sama.

Sejak Kamis (18/05/2023) Wali Kota Palu telah berada di Kota Luwuk. Ia bersama Bupati Banggai menjajal Persibal Luwuk bermain sepak bola.

Pada Kamis malam, Wali Kota Palu yang juga Ketua Asprov PSSI Sulteng melantik Bupati Amirudin sebagai Ketua Askab PSSI Sulteng.

Setelah pelantikan di Hotel Santika Luwuk, keduanya langsung bertolak ke Kecamatan Kintom untuk menghadiri acara halal bi halal.

Baca:  Hari Lahir Pancasila, PDIP Banggai Gelar Upacara di TMP Tanjung Tuwis

Namun, kebersamaan keduanya dua hari ini muncul spekulasi untuk memasangkan keduanya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulteng pada tahun 2024 mendatang.

Jika misi ini terealisasi, Wali Kota Hadianto Rasyid dan Bupati Amirudin dinilai memiliki kans.

Itu karena dua kepala dan wakil kepala daerah di Sulteng merepresentasikan Sulteng bagian Timur dan Kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid menjawab diplomatis saat ditemui wartawan seusai salat Jumat di Masjid Agung An-nur Luwuk.

Baca:  Keren! Golkar Banggai Terbanyak Bacaleg MS, Ini Daftar Lengkap Hasil Vermin KPU

“Insyallah kita lihat masyarakat Sulteng bagaimana, iya kan,” tuturnya.

Hadianto Rasyid mengatakan, Sulteng merupakan tanggung jawab bersama, sehingga harus dipikirkan secara bersama-sama.

“Begini daerah ini kan tanggung jawab kita bersama, kita pikirkan bersama-sama,” katanya.

Hanya saja, kata dia, bertarung pada Pilgub Sulteng pada 2024 tidak bisa tergesa-gesa. Apalagi, masyarakat yang memiliki hak suara tak bisa dipaksakan.

“Tidak boleh kajuru-juru. Masyarakat kan tidak bisa dipaksa,” terang politikus Hanura ini. *

asn

error: Content is protected !!