LUWUK, Luwuktimes.id – Tindakan refresif oknum aparat kepolisian di sekretariat Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di jalan Menteng Raya nomor 58 Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020), mengundang reaksi di daerah.
Pimpinan Cabang GPII Kabupaten Banggai, dan Perhimpunan KB PII serta PD PII Kabupaten Banggai mengecam keras sikap arogansi berlebihan dari oknum aparat kepolisian. Padahal sejatinya institusi itu menjadi pengayom masyarakat.
“Kami sangat menyayangkan sikap refresif berlebihan yang dipertontonkan oleh oknum aparat dalam penyerangan di sekretariat PII dan GPII. Sekalipun dengan dalih sweeping demonstran yang terlibat kerusuhan. Sikap arogansi ini jelas salah dan sangat memalukan,” kata Ketua GPII Kabupaten Banggai, Makatul Alkap Dg Matona, dalam rilisnya kepada Luwuktimes.id, Rabu (14/10/2020).
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 20.00 Wib itu, telah membuat kerusakan di dalam kantor sekretariat dan membuat beberapa orang aktivis harus terluka akibat pemukulan oknum aparat kepolisian. Atas Kejadian itu pihak kepolisian telah mengamankan beberapa aktivis PII dan GPII saat itu juga.
Pernyataan keras juga disampaikan Sekretaris Perhimpunan KB PII kabupaten Banggai, Ramlan Labay.
“Peristiwa ini jangan sampai lagi terjadi. Sebab ini sangat mencederai nilai demokrasi yang kita bangun bersama di negeri tercinta ini,” Ambang sapaannya.
Informasi yang diterimanya, para aktivis PII dan GPII saat itu sedang istirahat di sekretariat. Kemudian datang oknum aparat untuk melakukan sweeping dan penangkapan peserta demo tolak UU ominibuslaw yang dianggap terlibat kerusuhan.
Kemudian, kata dia, mereka menembakan gas air mata ke sekretariat. Sementara di dalam sekretariat terdapat anak balita dan aktivis PII yang malah tidak terlibat aksi demo.
“Sampai dengan hari ini Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Catur Bhakti PB KB PII sudah melalukan pendampingan hukum kepada beberapa aktivis GPII dan PII yang ditangkap. Dan Insyallah besok mereka akan dibebaskan,” jelasnya.
Kecaman senada juga disampaikan aktivis Pelajar Islam Indonesia, Najwa Tarigan. Dia berujar, pihak aparat seakan kehilangan kendali sehingga membabi buta masuk dengan menembakkan gas air mata di halaman sekretariat.
“Atas kasus ini kami menentang keras dan berharap kejadian ini jangan sampai terulang kembali,” ujar Ketua Umum PII Kabupaten Banggai ini.
Menurut Najwa, kita hidup di negara demokrasi. Jika pihak kepolisian ingin sweeping demonstran yang terlibat kerusuhan, jangan mengedepankan arogansi. Sehingga sangat terkesan emosional dan tidak profesional. *
(yan)
Discussion about this post