Jika HATIMU dipercayakan Allah SWT dan diberi amanah rakyat Banggai untuk memimpin daerah ini, maka akan membentuk birokrasi yang baik. Kami akan menempatkan sesorang itu sesuai dengan bidang dan fungsinya.
Diakuinya, jika kita lihat sekarang ini di birokrasi, ada penempatan pejabat yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Yang dikuatirkan, ketika ada yang datang berkunjung ke daerah ini, lalu mereka menanyakan tentang reformasi birokrasi, sementara yang kita lakukan justru tidak sesuai dengan kenyatan, maka sudah pasti kita akan menuai rasa malu dalam diri kita.
“Kami sudah berkomitmen reformasi birokrasi menjadi top unggulan atau yang pertama dalam program unggulan kita,” kata Ustad Zainal.
Calon bupati Banggai, Sulianti Murad menambahkan, bagi paslon HATIMU pembangunan birokrasi yang berintegrasi dan melayani dengan hati, semua aparatur birokrasi harus konsisten. Kerjakan apa yang sudah ditulis, tulis apa yang sudah dikerjakan dan laporkan pada masyarakat hasil dan kualitasnya.
Terhadap jawaban paslon 01, calon bupati 03, Herwin Yatim memberi tanggapan. “Zainal itu mantan Sekretaris Dinas Pendidikan. Kalau berdasarkan itu dia tidak cocok jadi Sekretaris Dikbud. Kedepan Dikbud ditempati orang-orang yang berpengalaman. Untuk kedepan Sakip AA. Itu jadi masukkan bagi pak ustad yang sudah berceramah kepada kita,” kata Herwin.
Baca juga: Batik Nambo, 02 Pertanyakan Tempat Produksi, 01 Persoalkan Biaya Promosi
Waktu satu menit yang diberikan moderator Dr. Abdullah Iskandar, dimanfaatkan semaksimal mungkin Ustad Zainal dalam memberi tanggapan balik terhadap statemen paslon 03.
“Terus terang ketika saya dilantik dari Kabid menuju Dinas Perpustakaan, saya merasa enjoy disana. Tapi saya ditawarkan jabatan untuk menempati Sekdis Pendidikan. Karena saya mantan guru. Tapi apa yang terjadi ketika saya ditempatkan disana, justru kepala dinas saya itu golongan IV A. Sementara Sekretaris IV B,” ucapnya.
Yang menjadi pertanyaan, apakah itu sesuai dengan Sakip. “Ini mohon maaf saya bicara apa adanya. Bukan karena ada apa-apanya. Makanya di HATIMU itu tidak ada apa-apanya. Tapi insyaallah semua apa-apa ada di HATIMU,” kata Ustad Zainal.
Pada lanjutan komentar, Ustad Zainal kembali menyampaikan permohonan maafnya yang kedua, sembari menyebut nomor urut paslon.
“Mohon maaf ini paslon 03. Jangan saya ditanggapi lain. Karena yang jelas apa yang kita sampaikan akan menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda dari sejumlah kepala yang hadir,” kata Ustad Zainal. *
(yan)
Discussion about this post