Ia juga menyesalkan tentang rekrutmen pemain, yang sebagian besar berasal dari luar daerah.
Hal ini tentu saja memberi pengaruh terhadap eksistensi sepak bola Kabupaten Banggai.
“Sekarang ini kita butuh pemain kedepan. Contoh anak anak yang main tadi, itu 98 sampai dengan 99 persen pemain luar semua. Bukan anak daerah,” ucapnya.
Ia yakin dengan model seperti ini, maka kesebelasan Banggai akan kesulitan dalam menghadapi putaran Liga 3 Sulteng mendatang.
“Ini baru Porprov. Belum lagi Liga 3 Sulteng. Tentu harus kerja ekstra dan perlu ada pembenahan. Hal itu tentu tidak dengan cara instans,” ucap Djet Donald.
Tetap Semangat
Berbeda dengan argumen Djet Donald Laala. Menurut Alfian yang juga mantan Ketua Askab PSSI Banggai, proses pembentukan kesebelasan Banggai sudah benar.
“Saya kira proses membentuk tim sepak bola Banggai sudah benar. Karena pelatih (Yusuf Ekodono) yang bagus dan manajer muda (Dandy Adhi Prabowo) serta andil Djemmy Najoan untuk mengatur pendanaan,” nilai Alfian.
Terkait kekalahan skuad Mahoson melawan kesebelasan Poso lewat drama adu finalti, bagi Alfian itu bergantung pada keberuntungan.
“Kalah adu finalti atau tos tosan memang harus dipayungi keberuntungan,” kata Alfian.
Meski begitu saran Alfian, tetap semangat. Dan perlu ada pembenahan oleh Askab PSSI Banggai.
Siapkan terus talenta pemain-pemain muda dan mendorong sekolah sepak bola, sehingga lahir pesebak bola Banggai yang hebat.
“Sebagai insan bola jangan pernah patah arang. Yakini suatu saat prestasi akan datang,” tegas Alfian. *
