IKLAN

Kecamatan

Ba Coho, Perawatan Rambut Jadul Sebelum ada Sampo

854
×

Ba Coho, Perawatan Rambut Jadul Sebelum ada Sampo

Sebarkan artikel ini
Ba Coho
Ilustrasi santan kelapa (Photo by Tijana Drndarski on Unsplash)

BATUI— Masih ingat dengan istilah Ba Coho? Jauh sebelum adanya produk sampo berbagai merek, ba coho lebih dulu populer.

Ba coho menjadi andalan para wanita di Kabupaten Banggai sebelum adanya sampo. idak terkecuali masyarakat Kecamatan Batui pada era tahun 80-an.

Mengutip Jurnal Banggai, sampoan dengan isi kelapa hasil parutan itulah yang bernama ba coho.

Sukma, perempuan 6 cucu menyebutkan, sebagian besar perempuan pada jamannya melakukan perawatan rambut dengan santan.

“Tidak ada sampo atau produk creambeath,” kenangnya.

Pada masa itu semua gadis-gadis ba coho untuk merawat dan menjaga keindahan rambut.

Baca:  Aduh, Covid Merajalela Masih ada Warga Tak Pakai Masker

Baca juga: APMS Pagimana Marak Antrian Jerigen, Begini Reaksi Warga di Medsos

Jadi tak heran saat akan keramasan para gadis akan terlebih dahulu mengolah buah isi kelapa tua dengan alat pencukur kelapa atau penyebutan masyarakat lokal pokolis.

“Jadi kami memarut kelapa dulu. Terus bawa ke sungai untuk mandi,” ujarnya.

Penggunaannya seperti masker. Kelapa yang telah selesai parut letakan pada kepala. Lalu diamkan selama 15 hingga 20 menit sebelum pembilasan.

Baca:  Astagfirullah! Tujuh Warga Batui Banggai Kedapatan Main Judi di Bulan Ramadhan

Sekalipun kebiasaan ba coho itu tak lagi ada, menyusul kemajuan teknologi, namun keramasan dengan kelapa parut punya banyak manfaat

Salah satunya kandungan santan dapat menembus kulit kepala dan kutikula. Perawatan ini dapat menutrisi dan mengkondisikan folikel dan batang rambut.

Santan juga memberi kelembapan dan nutrisi ekstra yang memperbaiki tekstur dan kesehatan rambut.

“Kalau rutin ba coho, maka kulit kita yang tadinya kering jadi lembut lagi seperti kulit bayi dan rambut akan hitam berkilau,” tutup Sukma meyakinkan. *

(jb)

error: Content is protected !!