Langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai dalam Menyikapi Anak Putus Sekolah

oleh -932 Dilihat
oleh
Anak putus sekolah di Kabupaten Banggai

LUWUK TIMES— Ada beberapa penyebab sehingga anak putus sekolah. Salah satunya adalah faktor ekonomi.

Sebagai instansi teknis ada beberapa langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai dalam menjawab tantangan tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai, Syamsulbahri Lata, Rabu (24/09/2025) mengaku, kasus anak putus sekolah bukan hal baru.

Informasi terkini, Apen dan Sintia terpaksa tak melanjutkan studinya. Kedua anak asal Desa Sepa Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai ini putus sekolah.

“Mereka berdua lulus, namun tidak melanjutkan pendidikan. Dan saat ini pekerjaan sehari-hari mereka adalah memungut batu dan kelapa,” kata Syamsulbahri.

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab anak putus sekolah.

Parallax Image

Kondisi Ekonomi. Menurutnya, kemampuan ekonomi keluarga yang rendah dapat menjadi beban tambahan bagi anak untuk melanjutkan pendidikan.

Jarak tempuh ke sekolah yang jauh dan kurangnya aksesibilitas dapat menjadi hambatan bagi anak untuk bersekolah.

Faktor lainnya adalah pandangan masyarakat tentang pendidikan yang kurang penting. Sehingga turut memengaruhi keputusan anak untuk melanjutkan pendidikan.

Begitu pula dengan kurangnya motivasi dan minat anak untuk bersekolah juga dapat menyebabkan mereka putus sekolah.

Berangkat dari beberapa penyebab tadi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai tentu saja tidak tinggal diam. Ada beberapa upaya untuk menanggulangi anak putus sekolah.

Pertama kata Syamsulbahri program pagimana bersekolah. Program ini memberikan wadah bagi siswa putus sekolah, yakni dengan menyediakan tempat tinggal dan pembinaan untuk mengembangkan diri sesuai minat dan bakat.

Kedua, pendidikan nonformal. Hal ini dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi anak tidak sekolah. Caranya menawarkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan memberikan sertifikat kesetaraan.

Sedang langkah ketiga adalah bantuan pemerintah. Bagi Syamsulbahri, pemerintah dapat memberikan bantuan seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar).

Tujuannya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu dalam melanjutkan pendidikan. *

Update artikel kami di Google News dan WhatsApp Channel