Belajar dari Rekam Jejak, Srikandi Pembangunan Sulawesi Tengah

oleh -817 Dilihat
oleh
Nursidah Kasim Bantilan (kanan) pada sebuah kegiatan. (Foto Istimewa)

Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si

DALAM sejarah pembangunan daerah Sulawesi Tengah, nama Dr. Ir. H. Nursidah Kasim Bantilan, MM tercatat sebagai salah satu tokoh perempuan berpengaruh yang telah memberikan kontribusi besar, khususnya dalam bidang perkebunan, transmigrasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Sosok yang dikenal rendah hati dan tegas ini tidak hanya dikenal sebagai istri dari mantan Bupati Tolitoli, Dr. Drs. H. Moh. Maruf Bantilan, MM. Tetapi juga sebagai birokrat senior yang pernah menjabat dalam dua posisi penting di tingkat provinsi.

Dr. Nursidah Kasim Bantilan mengawali karier birokrasi dengan keseriusan dan dedikasi tinggi. Puncak kariernya tercatat saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah. Dimana ia mendorong revitalisasi sektor perkebunan melalui pengembangan komoditas unggulan seperti kakao, kelapa, dan kopi.

Dibawah kepemimpinannya, sektor perkebunan tidak hanya tumbuh secara kuantitatif, tetapi juga mulai diperkenalkan pada inovasi teknologi dan pendekatan berkelanjutan.

Tidak berhenti di situ, ia kemudian dipercaya sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah, posisi yang memungkinkannya berperan strategis dalam pemerataan pembangunan wilayah, pengembangan kawasan transmigrasi, dan integrasi sosial antara penduduk lokal dan transmigran.

Parallax Image

Di tangan beliau, kawasan transmigrasi mulai berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Penunjukan Nursidah Kasim Bantilan sebagai “srikandi andalan” dalam birokrasi Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah oleh dua mantan gubernur — Azis Lamadjido dan HB. Paliudju —dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci yang menyangkut kompetensi, integritas, serta pengaruh politik dan sosial beliau.

Beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa beliau dipercaya oleh kedua tokoh penting tersebut.

Nursidah Kasim Bantilan dikenal memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang solid di bidang pemerintahan, pembangunan pertanian dan perkebunan serta administrasi publik.

Ini menjadikannya figur birokrat yang kompeten, mampu memahami dinamika pemerintahan, serta menjalankan tugas dengan efektif. Dalam lingkungan birokrasi, integritas dan loyalitas sangat penting.

Jika dua gubernur dari masa yang berbeda mempercayainya, ini menunjukkan bahwa Nursidah memiliki reputasi bersih, mampu menjaga rahasia negara, dan tidak mudah terlibat dalam konflik kepentingan.

Sebagai seorang perempuan yang menonjol di ranah birokrasi, ia bisa menjadi panutan sekaligus penyeimbang dalam struktur pemerintahan yang didominasi pria.

Julukan “srikandi” mengacu pada peran aktif perempuan dalam kepemimpinan dan pelayanan publik yang berkualitas.

Kehadirannya mungkin mencerminkan representasi dari kelompok tertentu baik etnis, wilayah, atau jaringan sosial-budaya yang strategis dalam menjaga stabilitas politik dan sosial di Sulawesi Tengah.

Jika seseorang dipertahankan atau bahkan diberdayakan oleh dua gubernur berbeda, itu mencerminkan rekam jejak konsistensi dan kemampuan beradaptasi terhadap visi-misi pemerintahan yang bisa jadi berbeda.

Update artikel kami di Google News dan WhatsApp Channel